Selasa, 26 Maret 2013

Kemampuan Memahami Perubahan Makna Kata Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pada hakikatnya, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahasa memiliki peranan penting bagi manusia, dengan bahasa manusia mampu mengekspresikan sebagian pikiran, perasaan, harapan, gagasan, dan pendapat kepada sesama, hal tersebut sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri yakni sebagai alat berinteraksi atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
Fungsi bahasa tersebut sudah mencakup lima fungsi dasar bahasa yang menurut Kinneavy disebut expression, information, exploration, persuation, dan entertainment (Michel, 1967: 51 dalam Chaer dan Agustina, 2004: 15).
Selain fungsi di atas, (Jakobson, 1960; Finnociaro, 1974; dan Halliday, 1973 dalam Chaer, 2004: 16) juga menyatakan bahwa dengan bahasa manusia dapat menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan persahabatan atau solidaritas sosial.
Jadi, tidak dapat disangkal lagi bahwa bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia. Dengan bahasa manusia saling memahami dan mengetahui konsep pikiran, isi hati, perasaan susah, senang, serta melalui bahasa pula manusia saling mengungkapkan pengalaman jiwa masing-masing.
Selanjutnya, agar proses komunikasi dapat berjalan lancar sesuai keinginan pengguna bahasa dan terhindar dari salah tafsiran, maka hal yang harus diperhatikan oleh pemakai bahasa itu sendiri ialah penguasaan makna kata. Dengan menguasai makna kata, suatu kegiatan komunikasi akan berjalan lancar dan mudah dipahami.
Sehubungan dengan penguasaan makna kata tersebut, tentunya tidak terlepas dari penguasaan kosakata (perbendaharaan kata), karena penguasaan kosakata merupakan langkah awal dalam memahami makna kata. Semakin banyak kosakata (perbendaharaan kata) yang dikuasai seseorang, maka semakin mudah pula orang tersebut menentukan kata-kata yang tepat dalam kegiatan berkomunikasi serta akan semakin minim dari resiko salah tafsiran.
Kata dikatakan baik apabila memenuhi syarat; (1) tepat (mengungkapkan gagasan secara cermat); (2) benar (sesuai dengan kaidah kebahasaan); dan (3) lazim pemakiannya (Sugono, 2006:41). Ketepatan dalam memilih kata akan memperlancar proses komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
Permasalahan selanjutnya ialah bahasa bersifat dinamis, dimana sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan kata, hal tersebut disebabkan adanya perubahan budaya dan ilmu, atau ada kata-kata lama yang muncul dengan makna baru, bahkan perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai alasan sosial dan politis (Chaer, 2007:54). Dengan terjadinya perubahan tersebut, mengakibatkan terjadinya perubahan makna, baik perubahan yang sifatnya meluas, menyempit, maupun perubahan total (Chaer dan Agustina, 2004:141).
Karena seringnya terjadi perubahan makna kata yang disebabkan oleh berbagai situasi dalam memahami suatu kalimat bahasa Indonesia, dalam komunikasi lisan maupun tertulis, maka diperlukan kepekaan dan cara berpikir kritis. Yang dimaksud “kepekaan” di sini adalah hal yang mudah bergerak, kesanggupan bereaksi terhadap suatu keadaan (Depdiknas, 2005:843). Sedangkan “berpikir kritis” adalah kemampuan atau kejelian menentukan makna yang mengalami perubahan dan yang belum berubah.
Jadi, memahami perubahan makna merupakan hal yang tidak mudah. Tetapi apabila dialami, kepekaan dan cara berpikir kritis sangat diperlukan, tanpa kepekaan dan cara berpikir kritis, pemahaman terhadap proses perubahan makna kata bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis, antara pembaca dan penulis, pendengar dan pembicara tidak searah lagi.
Berawal dari kerangka perpikir di atas, maka penelitian ini membahas masalah; (1) kemampuan memahami perubahan makna meluas;                            (2) kemampuan memahami perubahan makna menyempit; (3) kemampuan memahami perubahan makna meninggi; (4) kemampuan memahami perubahan makna menurun; dan (5) kemampuan memahami perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera (sinestesia).

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu bagaimanakah kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.3    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian
1.    Untuk menambah wawasan peneliti dan pembaca dalam memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia.
2.    Menambah bahan bacaan bagi pembaca, khususnya guru bahasa Indonesia MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai perubahan makna pernah diteliti sebelumnya oleh Dra. Fauziah, MA, NIP. 131882283 dengan judul karya ilmiah “Perubahan Makna Leksikal Kata Kerja Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab” dosen Universitas Sumatera Utara Fakultas Sastra Medan tahun 2006. 
Penelitian ini menitikberatkan pada perubahan makna leksikal kata kerja bahasa Indonesia dari bahasa Arab, yang mana dipaparkan bahwa hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lain yang berupa kata atau prasa (leksem), dapat dinyatakan dalam perubahan makna.
Perubahan makna tersebut meliputi makna yang tetap (pengekalan makna), makna yang berubah (perubahan makna), makna yang menyempit (penyempitan makna), makna yang meluas (perluasan makna) dan makna yang menghilang (penghilangan makna). Sedangkan kata kerja yang berasal dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia hanya mengalami tiga perubahan makna yaitu pengekalan makna, penyempitan makna, dan penghilangan makna.
Terjadinya perubahan makna tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu; perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, perkembangan sosial budaya, perkembangan pemakaian kata, pertukaran tanggapan indra, dan adanya asosiasi.
Penelitian tentang perubahan makna, juga diteliti oleh Nurul Imtihan Novalista, NIM. 10711.1620 dengan judul “Kemampuan Memahami Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII MTs Darul Ihsan Lelong Kelebuh Praya Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010” mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram Tahun 2010. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan siswa untuk memahami perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia yang mengalami empat macam perubahan, yaitu generalisasi, spesialisasi, ameliorasi, dan peyorasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, kemampuan siswa dalam memahami perubahan makna dalam bahasa Indonesia pada MTs Darul Ihsan Lelong Kelebuh Praya Tengah kelas VII dikategorikan memiliki kemampuan normal, dengan nilai rata-rata siswa 57,7.

2.2    Konsep Dasar
2.2.1 Kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan (Depdiknas, 2008:909).
Jadi, yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kecakapan atau kesanggupan dalam memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

2.2.2    Memahami
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memahami adalah mengeti benar (akan); mengetahui benar; memaklumi; mengetahui (Depdiknas, 2005: 811).
Jadi, memahami adalah mengerti benar atau mengetahui benar akan perubahan makna kata bahasa Indonesia.

2.2.3   Perubahan makna kata
2.2.3.1  Pengertian perubahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perubahan adalah (1) hal (keadaan) berubah; (2) peralihan; pertukaran (Depdiknas, 2008:1577).
Sedangkan perubahan yang dimaksud dalam penelitian ini, yang merupakan ciri dan sifat bahasa yang dipaparkan oleh Kridalaksana dalam Chaer (2007:33), bahwa yang merupakan hakikat dan ciri bahasa adalah bahasa itu bersifat dinamis, dengan sifat kedinamisan tersebut bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan manusia. Perkembangan bahasa ditandai dengan semakin bertambahnya kosakata yang hadir di masyarakat pada setiap saat. Pertumbuhan kosakata akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan makna. Perkembangan makna ini juga mengalami perubahan yang sesuai dengan kebutuhan. Tentang terjadinya perubahan makna tersebut, (Chaer dan Agustina, 2004:141), menyatakan bahwa.
Secara sinkronis, makna sebuah kata memang tidak akan mengalami perubahan, tetapi secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah. Maksudnya, kalau pada suatu waktu dulu suatu kata bermakna ‘A’, misalnya, maka pada waktu sekarang bisa bermakna ‘B’, dan pada suatu waktu kelak mungkin bermakna ‘C’ atau bermakna ‘D’. Adapun perubahan makna yang dimaksud adalah perubahan yang sifatnya meluas, menyempit, menghalus, mengasar, dan perubahan yang sifatnya total.

Jadi, seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bahasa, maka makna suatu kata dapat mengalami perubahan, artinya dalam konteks kalimat tertentu, sebuah kata memiliki makna yang berbeda dengan makna aslinya.
Untuk lebih jelasnya dikemukakan contoh perubahan makna yang bersifat perluasan makna, misalnya kata saudara, bapak, ibu, dahulu kata tersebut digunakan untuk menyebut orang yang memiliki pertalian darah dengan kita, tetapi sekarang kata saudara, bapak, ibu, telah meluas maknanya. Meskipun tidak ada hubungan atau pertalian darah dangan kita. Contoh: (a) Ibu camat sudah ibadah haji; (b) Saudara-saudara yang saya hormati.

2.2.3.2 Makna kata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah; pertama, arti; seperti dalam kalimat “ia memperhatikan makna yang terdapat dalam tulisan kuno itu”, kedua, maksud pembicara atau penulis; dan ketiga, pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan (Depdiknas, 2005:703). Sedangkan Saussure dalam Chaer (2007:287) mengatakan bahwa makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Selanjutnya Kushartanti (2005:114), menyatakan bahwa makna yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
Pengertian makna di atas, tidak jauh berbeda dari batasan Keraf (2007:25) tentang makna, bahwa makna kata dapat dibatasi sebagai hubungan antarbentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya (referennya).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna adalah hubungan antarbentuk dan barang yang diwakilinya. Misalnya kata “rumah” adalah bentuk, sedangkan barang yang diwakili oleh kata “rumah” tersebut adalah bermakna sebagai bangunan yang beratap, berpintu, berjendela, yang menjadi tempat tinggal manusia. Konsep makna tersebut dapat digambarkan dengan segitiga sebagai berikut.
(b)  Konsep/makna  (referens) (reference)

(a)
Kata/leksem


(c) suatu yang ditunjuk (referen)
 







Garis putus-putus menunjukkan bahwa hubungan antara kata dan dunia luar yang ditunjuk tidak langsung (Chaer, 1995:30).
Selanjutnya, kata adalah kesatuan kumpulan fonem atau huruf yang terkecil yang mengandung pengertian (Alisyahbana dalam Putrayasa, 2008: 44). Sedangkan menurut Chaer (2007:163), kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan makna kata dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan arti atau maksud suatu kata bahasa Indonesia setelah berada dalam kalimat, sebab Chaer (2007:295) menyatakan bahwa setiap kata memiliki makna, baik makna leksikal, makna denotatif, atau makna konseptual. Namun dalam penggunaannya, makna kata itu baru menjadi jelas apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimat atau situasinya.

2.2.3.3 Proses terjadinya perubahan makna kata
Secara sinkronis, makna sebuah kata memang tidak akan mengalami perubahan, tetapi secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah, sebagaimana yang dikatakan Meilet dalam Sudaryat (2006:54-55) “A language is change this continous way from one generation to another” perubahan bahasa karena perjalanan waktu dapat terjadi dalam bentuk maupun maknanya.
Jadi, terjadinya perubahan makna tersebut karena pemakaian dari masa ke masa dan bisa juga terjadi karena penggunaan dalam suatu masa. Oleh karena itu, untuk menjaga pilihan kata agar selalu tepat, setiap penutur  harus memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi.
Untuk lebih jelasnya, makna kata dalam perkembangannya mengalami perubahan. Terjadinya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya ialah; (1) perkembangan ilmu dan teknologi; (2) sosial dan budaya; (3) perbedaan bidang pemakaian; (4) adanya asosiasi; (5) pertukaran tanggapan indera; (6) perbedaan tanggapan; (7) adanya penyingkatan; (8) proses gramatikal; (9) pengembangan istilah. Perubahan tersebut ada yang sifatnya meluas, menyempit atau mengkhusus, menghalus, mengasar, dan bersifat total atau berubah sama sekali dari makna semula (Hayat, 2004:34).
Dari uraian di atas, maka terjadinya perubahan makna kata  tidak hanya disebabkan oleh berbagai macam situasi, tetapi juga dipengaruhi oleh zaman.

2.2.3.4  Macam-macam perubahan makna kata
Adapun macam-macam perubahan makna kata, sebagai berikut.
1. Meluas, yaitu kata yang sekarang lebih luas maknanya dari kata yang dahulu.
2. Menyempit, yaitu kata yang semula maknanya luas namun kini maknanya menyempit.
3. Meninggi, yaitu makna kata yang baru nilai katanya lebih baik atau lebih tinggi dari makna sebelumnya.
4. Menurun, yaitu makna kata yang sebelumnya dianggap/ dirasakan tinggi atau baik, kini dianggap lebih rendah.
5. Pertukaran tanggapan indra (sinestesia), yaitu perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda (Hayat, 2004:34-35).


2.2.4  Mata pelajaran bahasa Indonesia
2.2.4.1 Pengertian mata pelajaran bahasa Indonesia
Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia (Subroto dan Herawati, 2006:4.5).
2.2.4.2  Fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia
Fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, sebagai berikut.
(1)   Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
(2)   Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
(3)   Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(4)   Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.
(5)   Sarana pengembangan penalaran, dan
(6)   Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan Indonesia (Depdiknas, 2003:6).

2.2.4.3 Tujuan pengajaran bahasa Indonesia
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.    Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul.
2.    Menerapkan kompetensi berbahasa Indonesia secara baik dan benar pada mata pelajaran lainnya.
3.    Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efisien dan efektif, baik lisan maupun tertulis.
4.    Meningkatkan kemampuan memanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja (Siswasih, 2008: iv).

Dalam kurikulum 2004 tertera tujuan pembelajaran bahasa Indonesia secara umum, sebagai berikut.
1.    Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2003:7).


Dalam kurikulum pendidikan dasar 1994, terdapat tiga macam tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu; (1) tujuan umum; (2) tujuan khusus; dan (3) tujuan kelas (Mulyati, 2007: 3.3)

1.    Tujuan Umum
1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara;
2.    Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif, untuk berbagai macam tujuan, keperluan, dan keadaan;
3.    Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial;
4.    Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa;
5.    Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan berbahasa.
2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia adalah tujuan yang hendak dicapai di setiap jenjang pendidikan yang rumusannya mengacu pada kemampuan/keterampilan berbahasa siswa.
Adapun tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia mencakup tiga segi kemampuan, yaitu; (1) kebahasaan; (2) pemahaman; dan (3) penggunaan.

3.    Tujuan Kelas
Tujuan kelas merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk setiap kelas.

2.2.4.3  Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan memahami, mengapresiasi sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia (Subroto dan Herawati, 2006: 4.5).
Penguasaan kebahasaan, kemampuan memahami, mengapresiasi sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia merupakan kemampuan terpadu yang harus dimiliki siswa, sebab pengajaran bahasa Indonesia adalam pengajaran keterampilan berbahasa, baik keterampilan reseptif maupun produktif. Tata bahasa, kosakata, dan sastra disajikan dalam konteks (Suparno, 1993:2 dalam Mulyati, 2007: 3.6).
Dari uraian di atas, maka ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan;
2. Berbicara;
3. Membaca;
4. Menulis.

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yakni prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dan Martini, 1994:73 dalam Mahyar, 2007:6).
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode analisis kuantitatif, yakni pemecahan masalah yang dinyatakan dengan angka (lihat Arikunto, 2010:282). Metode penelitian tersebut peneliti gunakan karena sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan yakni mendeskripsikan kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa Kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi subjek penelitian kita dalam suatu ruang lingkup (lihat Margono, 2000:118). Sedangkan, Arikunto (2010:173) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Selanjutnya, (Nawawi, 1983:141 dalam Margono, 2000:118), menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa yang dapat dijadikan sumber data.
Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang siswa.

3.2  Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Metode observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 1997:158). Sedangkan (Arikunto, 2010:199), menyatakan:
...dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

Jadi, metode observasi dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data menggunakan panca indra dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, sekaligus membandingkan data atau keterangan yang diperoleh dengan kenyataan yang ada untuk mendapatkan data tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2000: 181). Selanjutnya Arikunto (2010:274), menyatakan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dari data tertulis, sehingga apabila terjadi kekeliruan, maka dengan mudah akan diperbaiki dari sumber data aslinya. Jadi, pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, yang diamati bukanlah benda hidup, tetapi benda mati.

3.2.3 Metode tes
Metode tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2000:170). Sedangkan Arikunto (2010:266), menyatakan bahwa.
...untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes.
Dengan demikian, untuk memperoleh data yang valid tentang kemampuan memahami  perubahan  makna kata, baik generalisasi; spesialisasi; ameliorasi; peyorasi; maupun sinestesia; bahasa Indonesia siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, penelitian ini menggunakan metode tes.
Adapun langkah-langkah atau strategi peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1.        Memberikan soal yang berkaitan dengan kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia secara keseluruhan
2.        Alokasi waktu disediakan 2 x 45 menit.
3.        Setiap siswa ditekankan untuk menggunakan pola sesuai dengan yang dianjurkan dalam tata bahasa Indonesia.

3.3  Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang masih bersifat mentah, sehingga perlu dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh data yang valid.
Menyikapi hal tersebut, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan secara rinci data yang diperoleh tanpa direduksi ke dalam ukuran-ukuran pengangkaan. Pengolahan data dengan deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a.    Seleksi Data
Seleksi data dimaksudkan untuk menentukan keabsahan sebuah data. Data dikatakan sah apabila memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu terhadap nama siswa jawaban ditulis dengan petunjuk mengerjakan soal.
b.    Rumusan yang digunakan
1.    Menentukan skor maksimal
Skor maksimal ditentukan dengan memperhitungkan jumlah butir soal setiap aspek. Adapun langkah-langkah menentukan skor maksimal dalam penelitian ini, sebagai berikut.
a.    Aspek kemampuan memahami perubahan makna meluas dengan jumlah soal 10 butir dengan skor maksimal 10.
b.    Aspek kemampuan memahami perubahan makna menyempit dengan jumlah soal 10 butir dengan skor maksimal10.
c.    Aspek kemampuan memahami perubahan makna meninggi dengan jumlah soal 10 butir dengan skor maksimal 10.
d.   Kemampuan memahami perubahan makna menurun dengan jumlah soal 10 butir dengan skor maksimal 10.
e.    Kemampuan memahami perubahan makna akibat pertukaran tanggapan indra dengan jumlah soal 10 butir dengan skor 10.

2.    Menentukan Standar deviasi (SDi). Untuk tes tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
SDi =
Keterangan:
Mi    =   Angka rata-rata ideal, dimana untuk  mencari nilai Mi digunakan rumus :
SMi   = Skor Maksimal Ideal (Nurkancana, 1983:80 dalam Imtihan, 2010: 17).

3.    Menentukan Indeks Prestasi Kelompok
Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata dengan nilai maksimal yang mungkin dicapai dalam tes tersebut, kemudian mengalikan hasil bagi ini dengan seratus. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut.
IPK = 
Keterangan:
IPK   =  Indeks Prestasi Kelompok
M      =  Mean atau nilai rata-rata
SMI  = Skor maksimal ideal, artinya skor yang dicapai kalau semua soal dapat dijawab dengan benar.
4.    Konversi Nilai
0 - 57  Nilai Kualitatifnya E
58 – 65 Nilai Kualitatifnya D
66 – 73 Nilai Kualitatifnya C
74 – 82 Nilai Kualitatifnya B
83 – 100 Nilai Kualitatifnya A
Keterangan:
A.  Sangat baik
B.  Baik
C.  Cukup
D.  Kurang
E.   Sangat Kurang (Nurkencana, 1983:107 dalam Imtihan, 2010:18).

BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Sejarah berdirinya MTs Darussalam Batunyala
MTs Darussalam Batunyala didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 dengan nomor piagam pendirian sekolah Wx, 85. 285. Ts/2/92; Nomor Induk Sekolah 20123020 (lama); 121252020176 (baru) dengan status terakreditasi B tahun 2008; terletak di Dusun Batunyala II Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Berdirinya MTs Darussalam Batunyala, berawal dari terjadinya konflik partai politik antara partai Nahdlatul Wathan (NW) dan Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1971 pada Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda yang dirikan oleh TGH. Muhammad Saleh (Almarhum) Dusun Enem Desa Batunyala pada tahun 1962, terletak di Dusun Jomang Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
  Pondok Pesantren Nurul Huda merupakan satu-satunya Madrasah di Desa Batunyala pada masa itu. Kegiatan proses belajar mengajar berjalan lancar dan maju pesat meskipun bersifat sederhana.
Dengan terjadinya konflik partai politik tersebut, Pondok pesantren Nurul Huda terpecah menjadi dua kubu partai politik, yaitu partai Nahdlatul Wathan (NW) dan Nahdlatul Ulama (NU). Dengan adanya dua kubu partai politik tersebut berpengaruh terhadap Pondok Pesantren sendiri, akhirnya terjadi perpecahan dimana kubu Nahdlatul Wathan (NW) dipindahtempatkan ke Dusun Enem Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah dengan nama Pondok Pesantren Nurussabah yang dipimpin oleh TGH. Muhammad Saleh sendiri. Kegiatan proses berlajar mengajar berjalan sampai sekarang yang dipimpin oleh TGH. Syamsul Hadi, Lc.
Sedangkan kubu Nahdlatul Ulama (NU) sendiri dibawa ke Dusun Peresak Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah (tanpa nama) yang pada waktu itu dipimpin oleh Ustaz Busyairi.
Setelah dua tahun lamanya berjalan di Dusun peresak, dengan inisiatif tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat bekerjasama dengan masyarakat sepakat membangun Madrasah di sebuah tanah wakaf milik H. Muhammad Suhaimi yang terletak di Dusun Batunyala II Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, madrasah tersebut dengan nama Pondok Pesantren Darurat. Sehingga kegiatan proses belajar mengajar yang berjalan di Dusun Peresak dipindahkan ke Pondok Pesanten Darurat yang terletak di Dusun Batunyala II dengan kepala madrasah Ustadz Busyairi. Tetapi pada masa itu yang ada hanyalah pendidikan tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Akibat ketatnya persaingan di dunia pendidikan antara MI dan SD, akhirnya pada tanggal 01 Juli 1985 MI dirubah menjadi MTs. Perubahan juga terjadi pada nama madrasah yang dulunya bernama Madrasah Darurat menjadi Madrasah Darussalam Batunyala, yang dikepalai oleh Ustadz Safarul Chaer.
Tahun 2005 terjadi lagi pergantian kepala madrasah, Ustadz Safarul Chaer diganti oleh Ustadz Syafi’i Husni, QH. Inovasi dan perubahan-perubahan terus diadakan, baik di bidang sumber daya, pengajaran dan pembelajaran, sarana prasarana, sistem pengajaran, tata tertib sekolah dan lainnya, sehingga secara bertahap terlihat siswa MTs Darussalam Batunyala terus mengalami peningkatan.
Tahun 2009, terjadi lagi konflik antara kepala Madrasah dengan Ketua Yayasan. Konflik tersebut disebabkan karena kepala MTs Darussalam Batunyala mendirikan sebuah Madrasah dengan nama Darul Anshor yang terletak di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah dan ingin membawa surat ijin operasional dan seluruh siswa MTs Darussalam Batunyala.
Konflik tersebut memuncak sehingga berpengaruh terhadap perkembangan madrasah dan siswa sendiri, sehingga melibatkan pejabat pemerintah. Siswa yang berjumlah 103 orang hanya tersisa 3 orang siswa, habis dipindahkan oleh kepala MTs (M. Syafi’i Husni, QH).
Konflik tersebut berakhir dengan penandatanganan surat perdamaian dengan keputusan surat ijin operasional atas nama MTs Darussalam Batunyala tidak dapat dibawa, tetapi akan diusahakan agar terbit surat ijin operasional bagi madrasah Darul Anshor dan meubelair dibagi dua.
Konflik tersebut membuat MTs Darussalam Batunyala bagaikan Madrasah yang baru dibangun. Dengan dipimpin Ustadz Salamuddin, S.PdI selaku kepala madrasah bersama dewan guru, MTs Darussalam Batunyala mulai lagi dari nol, inovasi dan perubahan-perubahan kembali ditata, sehingga sedikit demi sedikit tampak terjadi kemajuan.
(Wawancara dengan ketua yayasan H. Moh. Suhaimi tanggal 05 Oktober 2012).

4.1.2 Letak geografis MTs Darussalam Batunyala
MTs Darussalam Batunyala berlokasi di wilayah Dusun Batunyala II Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah dengan batas lokasi sebagai berikut.
Sebelah utara            : Berbatasan dengan Desa Beraim
Sebelah timur           :  Berbatasan dengan Desa Kelebuh
Sebelah selatan         :  Berbatasan dengan Desa Lajut
Sebelah barat            :  Berbatasan dengan Kelurahan Sasake

4.1.3 Sarana dan Prasarana
Berdasarkan dokumentasi lapor bulan September 2012, Gedung MTs Darussalam Batunyala dibangun di atas tanah seluas 10.000 M2, dengan kondisi fisik gedung permanen, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 01
Keadaan Sarana Gedung MTs Darussalam Batunyala
No
Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
Ket.
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
1
Gedung Sekolah
1
1
-
-

2
Ruang kelas
3
3
-
-

3
Ruang perpustakaan
1
1
-
-

4
Laboratorium
-
-
-
-

5
Ruang guru
1
1
-
-

6
Ruang tata usaha
1
1
-
-

7
Mushalla
1
1
-
-

8
Gudang
1
1
-
-

9
WC guru
1
1
-
-

10
WC murid
2
1
1
-

Sumber data: MTs Darussalam Batunyala

Keadaan sarana pendidikan MTs Darussalam Batunyala periode 2012/2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 02
Jumlah dan Kondisi Meubelair MTs Darussalam Batunyala
No
Meubelair Sekolah
Jumlah
Kondisi
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
1
Meja siswa
100
90
6
4
2
Kursi siswa
50
50
-
-
3
Bangku siswa
17
15
2
-
4
Papan tulis
3
3
-
-
5
Meja guru
13
13
-
-
6
Kursi guru
26
26
-
-
7
Lemari guru
5
4
-
1
Sumber Data: MTs Darussalam Batunyala

Tabel 03
Perlengkapan Olahraga
No
Perlengkapan Olahraga
Jumlah
Kondisi
Baik
rusak
1
Bola voli
2 buah
2
-
2
Bola kaki
3 buah
1
2
3
Bola takraw
1 buah
1
-
Sumber data: MTs Darussalam Batunyala
Tabel 04
Perlengkapan Administrasi/Tata Usaha
No
Perlengkapan Tata Usaha
Jumlah
Kondisi
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
1
Mesin ketik
1 buah
-
1
-
2
Komputer
1 buah
1
-
-
3
Printer
1 buah
1
-
-
4
Kalkulator
2 buah
1
-
-
Sumber data: MTs Darussalam Batunyala

4.1.4  Keadaan guru, tata usaha, dan siswa MTs Darussalam Batunyala
1. Keadaan Guru
Keadaan guru atau tenaga pengajar di MTs Darussalam Batunyala sebayak 19 orang dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 05
Keadaan Guru MTs Darussalam Batunyala
No
Nama Guru
Jabatan
Bidang Studi
Ijazah Terakhir
1
Salamuddin, S.PdI
Kepala Madrasah
Matematika
S1 STAIN
2
Mahmuddin, S.QH. S.IP
Wakamad
Al-Qur’an Hadits, B. Arab
S1 Gontor
3
Abu Nukman
Waka Humas
Muatan Lokal
Ma’had
4
Mukminah, S.Pd
Waka Kesiswaan
Biologi, Fisika
S1 IKIP
5
Mahyun, S.PdI
Waka Kurikulum
Fiqih
S1 STAIN
6
Salman Wadi
Guru
B. Indonesia
SMK 2 Prateng
7
Anhar, S.PdI
Guru
Al-Qur’an Hadits
S1 Univ. NW
8
Sandriani Eka Nursari, S.Pd
Guru
B. Indonesia
SI UMM
9
Mas’ud, S.PdI
Waka Sarana Prasarana
Fiqih
S1 Univ. NW
10
Muhamad Suhaili, S.Pd
Guru
PKn
S1 UMM
11
Nirmayanti, S.PdI
Guru 
SKI
S1 Hamzanwadi
12
Rohanah, SE
Wali Kelas VIII
Ekonomi
S1 UNRAM
13
M. Zinnurain, S.PdI
Wali Kelas IX
B. Arab, Matematika
S1 IAIN
14
Saputro Adi Sujoyo, S.Pd
Wali Kelas VII
Geografi
S1 UMM
15
Zuria Arifin, S.Pd
Guru
Penjas
S1 IKIP
16
Siti Soleha, S.PdI
Guru
Aqidah Akhlak
S1 STAIN
17
Izazi, S.PdI
Guru
Sejarah
S1 IAIN
18
Dewi Indah Kurniawati, S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
S1 IKIP
19
Laela Hanun, A.Md
Guru
TIK
D3 Amikom
Sumber data: MTs Darussalam Batunyala

2. Keadaan Tata Usaha dan Pegawai
Keadaan Tata Usaha (TU) dan pegawai di MTs Darussalam Batunyala sebanyak 4 orang dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 06
Keadaan Tata Usaha dan Pegawai MTs Darussalam Batunyala
No
Nama
Jabatan
Keterangan
1
Lina Budi Hartini
KTU

2
Marianto
Staf TU

3
Hendri Makrif
Pegawai perpustakaan

4
Akhirudin
Penjaga sekolah

Sumber data: MTs Darussalam Batunyala


3. Keadaan Siswa
Jumlah siswa MTs Darussalam Batunyala tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 77 siswa dengan rincian sebagai berikut.



Tabel 07
Keadaan Siswa MTs Darussalam Batunyala
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Keterangan
Laki
Perempuan
1
I
8
12
20

2
II
10
15
25

3
III
17
15
32

Sumber data: MTs Darussalam Batunyala


4.1.5  Struktur organisasi MTs Darussalam Batunyala
Demi kelancaran proses belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu organisasi yang baik dan teratur. Organisasi tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kemajuan proses belajar mengajar pada sebuah lembaga pendidikan.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di MTs Darussalam Batunyala, kepala sekolah mengadakan perbaikan-perbaikan tatalaksana kerja organisasi guna menunjang kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dengan mengadakan pengembangan bakat dan kemampuan guru, siswa, serta karyawan melalui struktur organisasi (Salamuddin, S.PdI. Wawancara tanggal 05 Oktober 2012).
Jadi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di MTs Darussalam Batunyala sangat dibutuhkan pemahaman terhadap bagaimana seharusnya pengorganisasian dan penyelenggaraan administrasi pendidikan yang baik dan terarah.
Adapun sturktur organisasi MTs Darussalam Batunyala, sebagai berikut.
Tabel 08
Stuktur Organisasi MTs Darussalam Batunyala


Kepala Madrasah
Salamuddin, S.PdI
H. Muh. Ridwan
Kepala Tata Usaha
Lina Budi Hartini
Waka Humas
Abu Nukman

Waka Sarpras
Mas’ud, S.PdI

Waka kesiswaan
Mukminah, S.Pd

Waka Kurikulum
Mahyun, S.PdI

Guru

Siswa

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
 

























Sumber data: MTs Darussalam Batunyala


4.2 Penyajian Data
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 03 Oktober sampai tanggal 03 Nopember 2012. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan cara observasi, mengambil data-data (dokumentasi) yang tersedia menjadi arsip serta dengan pemberian tes dalam bentuk tugas kepada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala.
Adapun hasil tes dalam bentuk tugas yang diperoleh tentang kemampuan memahami parubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala tahun pelajaran 2012/2013, sebagai berukut.

Tabel 09
Hasil tes berupa tugas tentang perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala tahun pelajaran 2012/2013

No
Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai
Skor mentah
Nilai
Jumlah
rata-rata
1
2
3
4
5
1
Abdul Hafiz
10
5
5
8
9
37
74
7,4
2
Abd. Manan
10
10
8
10
5
43
86
8,6
3
Anhar
9
10
8
8
10
45
90
9
4
Azhari
10
10
10
10
8
48
96
9,6
5
Ari Pratama
9
9
4
7
2
31
62
6,2
6
Busyairi
10
10
5
8
9
42
84
8,4
7
Bq. Ayu N.
10
10
10
10
8
48
96
9,6
8
Ernawati
6
7
4
3
5
25
50
5
9
Endang Y.
10
10
8
9
6
43
86
8,6
10
Husnaini
7
5
4
2
4
22
44
4,4
11
Hendra K.
4
4
3
2
2
15
30
3
12
Herman
9
6
8
10
8
41
82
8,2
13
Heri Saputra
5
4
9
2
1
21
42
4,2
14
Junaidi
8
6
10
6
10
40
80
8
15
Karyawan
8
7
8
9
5
37
74
7,4
16
Kartika Y.
6
4
4
3
3
20
40
4
17
M. Syi’ar M.
8
5
3
2
8
26
52
5,2
18
M. Ihsan
5
4
6
5
3
23
46
4,6
19
M. Fikri
8
10
8
10
9
45
90
9
20
Miftahul Jannah
10
10
10
10
9
49
98
9,8
Jumlah
162
146
135
134
124
701
1402
140,2
Rata-rata
8,1
7,3
6,75
6,7
6,2
35,05
70,1
7,01


4.3 Analisis Data
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai-nilai tersebut dihasilkan dari tes dalam bentuk tugas yang diberikan kepada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala.
Tes dalam bentuk tugas tersebut berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal 50 butir dengan skor tiap soal 1 (satu) apabila dijawab benar dan 0 (nol) apabila dijawab salah.
Soal-soal tersebut terdiri dari lima aspek penilaian, masing-masing aspek terdiri atas 10 butir soal dengan skor maksimal 10 (sepuluh) tiap aspek soal. Adapun kelima aspek soal tersebut, sebagi berikut.


1.    Aspek 1 :    kemampuan memahami perubahan makna meluas (generalisasi)
2.    Aspek 2 :    kemampuan memahami perubahan makna menyempit (spesialisasi)
3.    Aspek 3 :    kemampuan memahami perubahan makna meninggi (ameliorasi)
4.    Aspek 4 :    kemampuan memahami perubahan makna menurun (peyorasi), dan
5.    Aspek 5 :    kemampuan memahami perubahan makna akibat tanggapan dua indra (sinestesia)

Selanjutnya, dari jumlah nilai yang didapatkan dari tiap aspek soal tersebut digabungkan menjadi satu sehingga dihasilkan skor mentah persiswa dan skor mentah semua siswa. Skor mentah persiswa dihasilkan dari jumlah penggabungan jawaban benar siswa dari kelima aspek soal. Sedangkan skor mentah semua siswa dihasilkan dari penggabungan jumlah jawaban benar semua siswa dari kelima aspek soal tersebut.
Sedangkan untuk memperoleh nilai seperti yang tertera dalam tabel nilai (nilai siswa) di atas dengan rumus jumlah jawaban benar siswa dibagi jumlah soal dan dikalikan 100 atau dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah jawaban benar
X 100
Jumlah soal


Nilai rata-rata persiswa dihasilkan dari jumlah jawaban benar persiswa dari kelima aspek soal dan dibagi kelima aspek soal tersebut. Begitu juga dengan nilai rata-rata seluruh siswa dihasilkan dari penggabungan nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa, yaitu 20 siswa.
Setelah memperoleh nilai-nilai tersebut, langkah selanjutnya ialah mengkonversi skor mentah tersebut ke dalam skor nilai huruf A, B, C, D, dan E, dengan rumus sebagai berikut.
A
M + 1,5 SD          = 35,05 + 1,5 (8,33) = 35,05 + 12,495 = 47,545
B
M + 0,5 SD          = 35,05 + 0,5 (8,33) = 35,05 + 4,165 = 39,215
C
M – 0,5 SD          = 35,05 – 0,5 (8,33) = 35,05 – 4,165 = 30,88
D
M – 1,5 SD          = 35,05 – 1,5 (8,33) = 35,05 – 12,495 = 22,555
E

Dengan kriteria di atas, dapat dibuat tabel konversi skor mentah kemampuan memahami perubahan makna kata dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ke dalam nila A, B, C, D, dan E, sebagai berikut.

Tabel 10
Tabel standar konversi dari skor mentah kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia ke dalam nilai A, B, C, D,                     dan E

Skor mentah
Nilai
Nilai huruf
48 – 50
40 – 47
32 – 39
23 – 31
0 – 22
96-100
80-94
64-78
46-62
0-44
A
B
C
D
E


Mengacu pada tabel konversi di atas, skor mentah dari hasil tes berupa tugas tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia masing-masing siswa pada tabel 09 di atas dapat dikonversi menjadi nilai-nilai huruf pada tabel berikut.

Tabel 11
Hasil konversi dari skor mentah kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala TP. 2012/2013 ke dalam nilai A, B, C, D, dan E

No
Nama Siswa
Skor mentah
Nilai
Nilai rata-rata
Nilai huruf
1
Abdul Hafiz
37/50 x 100
74
7,4
C
2
Abd. Manan
43/50 x 100
86
8,6
B
3
Anhar
45/50 x 100
90
9
B
4
Azhari
48/50 x 100
96
9,6
A
5
Ari Pratama
31/50 x 100
62
6,2
D
6
Busyairi
42/50 x 100
84
8,4
B
7
Bq. Ayu N.
48/50 x 100
96
9,6
A
8
Ernawati
25/50 x 100
50
5
D
9
Endang Y.
43/50 x 100
86
8,6
B
10
Husnaini
22/50 x 100
44
4,4
E
11
Hendra K.
15/50 x 100
30
3
E
12
Herman
41/50 x 100
82
8,2
B
13
Heri Saputra
21/50 x 100
42
4,2
E
14
Junaidi
40/50 x 100
80
8
B
15
Karyawan
37/50 x 100
74
7,4
C
16
Kartika Y.
20/50 x 100
40
4
E
17
M. Syi’ar M.
26/50 x 100
52
5,2
D
18
M. Ihsan
23/50 x 100
46
4,6
D
19
M. Fikri
45/50 x 100
90
9
B
20
Miftahul Jannah
49/50 x 100
98
9,8
A
Jumlah
701
1402
140,2

Rata-rata
35,05
70,1
7,01



Dari data (tabel 11) diatas, dapat ketahui jumlah dan persentase siswa yang memperoleh nilai A, B, C, D, dan E, tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala tahun pelajaran 2012/2013, sebagai berikut.

Tabel 12
Jumlah dan persentase siswa yang memperoleh nilai A, B, C, D, dan E

No
Nilai
Jumlah siswa
Persentase
1
2
3
4
5
A
B
C
D
E
3
7
2
4
4
15%
35%
10%
20%
20%
Jumlah
20
100%

Selanjutnya ialah mencari Indeks Prestasi Kelompok (IPK). Sebelum mencari indeks prestasi kelompok, terlebih dahulu mencari nilai rata-rata kelompok. Nilai rata-rata kelompok dihasilkan dari jumlah skor seluruh siswa dibagi jumlah siswa. Adapun nilai rata-rata kelompok kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala seperti yang tertera pada tabel 09 di atas, yaitu 35,05.
Setelah nilai rata-rata kelompok tersebut diperoleh, selanjutnya akan dicari persentase indeks prestasi kelompok tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala dengan cara nilai rata-rata semua siswa (35,05) dibagi skor maksimal ideal (50) dikalikan dengan seratus (100), sehingga dihasilkan Ideks Prestasi Kelompok (IPK) tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala tahun pelajaran 2012/2013 ialah 70,1%, termasuk dalam kategori kemampuan baik (B), yaitu berada antara 8098.
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa kategori nilai yang diperoleh siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala tahun pelajaran 2012/2013 tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia adalah sangat baik (A), baik (B), cukup (C), kurang (D), dan sangat kurang (E). Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh tersebut dalam kategori kemampuan tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R).



BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia pada siswa kelas VII MTs Darussalam Batunyala termasuk dalam kategori kemampuan tinggi (T), karena dari urutan hasil persentase dapat dilihat bahwa 50%                  (10 siswa) dengan nilai 80-98, termasuk dalam kategori kemampuan tinggi (T); 10% (2 siswa) dengan nilai 64-78, termasuk dalam kategori kemampuan sedang (S); dan 40% (8 siswa) dengan nilai 30-62, termasuk dalam kategori kemampuan rendah (R).

5.2    Saran-saran
1.    Bagi guru bahasa Indonesia, khususnya di MTs Darussalam Batunyala kelas VII agar selalu membimbing dan memotivasi siswa yang memperoleh nilai tinggi (T) agar terus dipertahankan, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sedang (S), agar ditingkatkan, dan bagi siswa yang memperoleh nilai rendah (R) supaya diadakan remedial.
2.    Bagi dewan guru, khususnya MTs Darussalam Batunyala agar mengadakan home visit (kunjungan rumah) untuk memberikan arahan kepada orang tua siswa tentang pentingnya peran aktif orang tua dalam menyukseskan pendidikan.
3.    Dengan mempelajari bahasa dan sastra Indonesia diharapkan siswa agar dapat berkomunikasi dengan baik, baik komunikasi lisan maupun tertulis.
4.    Dengan mempelajari bahasa dan sastra Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis yang berkaitan dengan kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia di MTs pada umumnya dan lebih khususnya MTs Darussalam Batunyala.
5.    Dengan hasil penelitian ini, diharapkan kepada guru agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kebahasaan siswa dalam bahasa tulis khususnya kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia.
6.    Kepada peneliti yang lain diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan yang lebih luas dan mendalam.
7.    Dengan melihat hasil tugas siswa tentang kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia dalam kategori sedang, diharapkan guru bahasa dan sastra Indonesia dapat membekali dalam meningkatkan serta mengembangkan kepribadian siswa agar terampil berbahasa khususnya bahasa tulis yang berkaitan dengan kemampuan memahami perubahan makna kata bahasa Indonesia.
8.    Diharapkan kepada semua sekolah untuk meningkatkan sarana buku mata pelajaran bahasa Indonesia, untuk menunjang pemahaman siswa terhadap perubahan makna kata bahasa Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Nining, 1989. "Penguasaan Makna Kata Dalam Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SMA Negeri Panggul Trenggalek Tahun 1989". Skripsi.
Chaer, Abdul, dan Leonie Agustina.. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Penembangan.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fauziah. 2006. "Perubahan Makna Kata Leksikal Kata Kerja Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab”. Medan: Karya Ilmiah.
Hayat, Ph. D., Bahrul. 2004. Panduan Materi Bahasa Indonesia SMP/MTs Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.
Novalista, Nurul Imtihan. 2010. "Kemampuan Memahami Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII MTs Darussalam Batunyala Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013”. Mataram: Skripsi.
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. http:// books. Google. Co.Id.
Kushartanti, dan Untung Yuwono. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Bahasa.  http:// books. Google. Co. Id.
Mahyar, Zikri. 2007. "Analisis Makna Kata Az-Zikru dalam Al-Qur'an Al-Karim. Medan: Skripsi.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Subagyo, Pangestu. 1988. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE.
Subroto, Trisno Hadi Dan Herawati, Siti Ida. 2006. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudaryat, Yayat. 2006. Makna dalam Wacana Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik. http:// books. Google. co.id.
Sugono, Dendy. 2006. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.   
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Mulyati, Yeti. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.



INSTRUMEN PENELITIAN
PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL
1.   Sebelum mengerjakan soal, tulis dulu identintas anda pada lembar jawaban yang tersedia!
2.                  Anda hanya cukup memberi tanda silang pada abjad yang anda pilih dalam lembar jawaban.
3.                  selesaikan soal dengan cermat, dan kerjakan dulu yang kalian anggap paling mudah!
PILIHLAH JAWABAN YANG PALING BENAR !

1.    Kata yang mengalami penyempitan makna terdapat pada kalimat….
a.   Firdaus mengajar di Madrasah Tsanawiyah Randugunting
b.   Saudara kami mohon hadir dalam temu warga di kelurahan.
c.   Dia dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
d.   Sepulang berlayar, Donny membuat rumah.
2.        “Kapan si Andy akan kawin?” Kata yang dicetak miring, mengalami perubahan makna....
a.    Peyorasi
b.    Ameliorasi
c.    Spesialisasi
d.   Genralisasi
e.    Sinestesia
3.        Kalau makan, minta disediakan ikan yang enak-enak. Kata ‘ikan’ mengalami perubahan makna....
a.       Meluas
b.      Menyempit
c.       Meninggi
d.      Menurun
e.       Pertukaran tanggapan indra
4.        “Tutur katanya halus”. Kalimat tersebut merupakan perubahan makna karena tanggapan dua indra yang berbeda, antara....
a.       Indra pendengar dan peraba
b.      Indra pendengar dan penglihatan
c.       Indra peraba dan penciuman
d.      Indra penciuman dan perasa
e.       Indra perasa dan penglihatan
5.        Kalimat yang menggunakan kata berpeyorasi, adalah....
a.    Preman-preman pasar yang bermasalah didatangi polisi
b.    Jumlah tunawisma di Jakarta semakin banyak
c.    Sudah dua tahun kakakku bekerja sebagai pramugari di Matahari
d.   Setelah bekerja selama tiga puluh tahun, kini bapakku menjalani purna bakti
e.    Presiden SBY dan rombongannya berangkat ke istana Negara
6.        Kalimat yang menggunakan kata yang bermakna ameliorasi, adalah....
a.    Kelahiran orok itu disyukuri seluruh keluarga
b.    Perempuan berbaju biru itulah guru kita
c.    Di zaman modern ini banyak bermunculan tokoh wanita
d.   Sejak lulus menjadi sarjana, kakakku merantau ke Jakarta
e.    Lima teroris mati dihukum pancung
7.        “TKI adalah pahlawan devisa kita yang terbesar.” Kata yang dicetak miring mengalami perubahan makna....
a.       Generalisasi
b.      Spesialisasi
c.       Peyorasi
d.      Ameliorasi
e.       Sinestesia
8.        Pamanku seorang seni lukis. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Sinestesia
9.        Ia bekerja sebagai pramuniaga. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna ameliorasi. Pramuniaga berarti....
a.    Pembantu
b.    Kuli
c.    Tukang becak
d.   Peminta-minta
e.    Anak jalanan
10.    Siswa itu minta izin pergi ke WC. Kata ‘WC’ mengandung perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Sinestesia
d.   Ameliorasi
e.    Peyorasi
11.    Kalimat di bawah ini yang termasuk gejala sinestesia atau pertukaran tanggapan indra, kecuali....
a.    Kata-katanya sungguh menyakitkan
b.    Suara Ibu Eti enak didengar
c.    Kenapa sih, sambutanmu begitu dingin?
d.   Pil itu terasa pahit
e.    Ia tampak cantik ketika memakai pakaian panasnya





12.    Sudah dua minggu nenek...
Kata berameliorasi yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas, adalah....
a.       Meninggal dunia
b.      Mampus
c.       Tidak bernyawa
d.      Mati
e.       Wafat
13.    Pihak swasta diajak pemerintah untuk mencetak sawah-sawah baru.” Kata yang bergris bawah, mengalami perubahan makna....
a.       Meluas
b.      Menyempit
c.       Meninggi
d.      Menurun
e.       Pertukaran tanggapan indra
14.    “Kelahiran anak ini adalah anugrah dari Tuhan. Kata ‘anugrah’ pada kalimat tersebut mengalami perubahan makna....
a.       Generalisasi
b.      Spesialisasi
c.       Sinestesia
d.      Peyorasi
e.       Ameliorasi
15.    “Ia bekerja sebagai pelayan toko.” Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Pertukaran tanggapan indra
16.    Kata yang mengalami penyempitan makna terdapat pada kalimat....
a.    Kedua orang tuaku tinggal di Surabaya
b.    Putra-putri  Indonesia mengadakan Kongres Pemuda tahun 1928
c.    para anggota Pramuka penggalang bersama kakak pembina sedang mengikuti jambore daerah.
d.   Mohon maaf, dik, di mana jalan Raden Saleh itu?
e.    Makanan ibu itu tumpah di tengah jalan
17.    Dalam kasus itu, istriku adalah pahlawan keluarga. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.       Sinestesia
b.      Generalisasi
c.       Spesialisasi
d.      Peyorasi
e.       Ameliorasi




18.    “Pidatonya hambar”. Kata ‘hambar’ mengalami perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Sinestesia
19.    Istri Pak Lurah sudah... selama tiga bulan. Kata berpeyorasi yang tepat untuk mengisi titik-titik tersebut, adalah....
a.    Bunting
b.    Bobok
c.    Berbadan dua
d.   Mengandung
e.    Hamil
20.    Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra
21.    Kata yang bermakna sinestesia, terdapat pada kalimat....
a.    Senyumnya yang ramah membuat ia disenangi banyak orang
b.    Hampir setiap malam, udara di tempat ini dingin
c.    Suara anak itu sangat lembut, nyaris tidak terdengar
d.   Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya hamparan sawah
e.    Wanita itu, ternyata bernama Ana.
22.    Para personel kantara tagwa yang dipimpin oleh WS. Rendra, hari ini menemui Kyai Abdurrahman. Kata yang bergaris bawah, mengalami perubahan makna....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra
23.     “Penciumannya sangat tajam.” Kalimat tersebut mengalami perubahan makna....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Sinestesia





24.    “Saya memiliki tiga saudara.” Kalimat tersebut mengalami perubahan makna....
a.    Menyempit
b.    Meluas
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra
25.    Tim Penerbitan Masyarakat DKI membawa para...yang biasa tidur di bawah jembatan layang ke panti rehabilitasi
Kata berameliorasi untuk melengkapi kalimat tersebut, adalah....
a.    Gelandangan
b.    Pengemis
c.    Tunanetra
d.   Tunarungu
e.    Tunawisma

26.    Barang siapa yang mengacaukan rencana kita, kita sikat habis. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.       Generalisasi
b.      Spesialisasi
c.       Ameliorasi
d.      Peyorasi
e.       Sinestesia
27.    “Hidup kita selalu dalam naungan Tuhan yang Maha Kuasa.” Kata yang dicetak miring mengalami perubahan makna....
a.       Meluas
b.      Menyempit
c.       Meninggi
d.      Menurun
e.       Pertukaran tanggapan indra
28.    Kalimat di bawah ini, mengalami perubahan makna meluas, kecuali....
a.       Saat peringatan hari Kartini, putra dan putri mengenakan pakaian nasional
b.      Setiap orang harus menghargai saudaranya sesama manusia
c.       Bapak itu ditabarak mobil
d.      Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Soedibjo
e.       Selamat pagi bu!
29.    Kata ‘bau’ pada kalmimat “Dari tadi saya mencium bau bangkai di sekitar sini” mengalami perubahan....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra




30.    Pamanku seorang abdi negara. Kata ‘abdi’ mengalami perubahan makna....
a.       Ameliorasi
b.      Peyorasi
c.       Generalisasi
d.      Spesialisasi
e.       Sinestesia
31.    “Akibat pergaulannya yang bebas, anak itu sudah mulai mengkonsumsi obat.” Kata obat pada kalimat tersebut mengalami perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Sinestesia
d.   Ameliorasi
e.    Peyorasi
32.    “Mereka sedang adu argumen mengenai perpajakan di Negara kita.” Kata yang dicetak miring mengalami perubahan makna....
a.       Generalisasi
b.      Spesialisasi
c.       Ameliorasi
d.      Peyorasi
e.       Sinestesia
33.    Kata ‘ramai’ pada kalimat “Wah! Permen itu ramai rasanya”. mengalami perubahan makna....
a.    Ameliorasi
b.    Peyorasi
c.    Sinestesia
d.   Generalisasi
e.    Spesialisasi
34.    (1) Istri
(2) laki
(3) Suami
(4) Mangkat
(5) Perempuan

Kata-kata di atas, mengalami perubahan makna ameliorasi, kecuali....
a.       (1) dan (2)
b.      (2) dan (3)
c.       (3) dan (4)
d.      (5) dan (3)
e.       (2) dan (5)
35.     (1) Para penyandang tunadaksa dari berbagai wilayah DKI mengikuti  lomba melukis di aula kantor gubernur.
(2)   Aku merasa senang sebab ibuku beranak lagi.
(3)   Kita harus berlapangdada menerima kenyataan ini.
(4)   Pikiran Citra tajam sehingga ia  diterima di SMA favorit tersebut.
(5)   Dalih yang dikeluarkan hanya siasat untuk mengalihkan perhtian saja.

Kalimat di atas, yang menggunakan kata berpeyoratif ditandai nomor....
a.    (1) dan (2)
b.    (2) dan (3)
c.    (3) dan (4)
d.   (2) dan (4)
e.    (2) dan (5)
36.    Ustad Harun sedang mengajarkan murid-muridnya mengaji. Kata bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Sinestesia
37.    Kalimat di bawah ini yang mengandung makna peyorasi, adalah....
a.    Kota Garut pernah menjadi sasaran gerombolan
b.    Nenek telah dipanggil yang Maha Kuasa
c.    Negara ini digerogoti  tikus berdasi
d.   Kata-katanya selalu menusuk hati
e.    Lintah darat kian meraja lela di desa itu
38.    Kata ‘digulung’ pada kalimat “Kawasan penjahat itu berhasil digulung oleh polisi” mengalami perubahan makna....
a.       Peyorasi
b.      Ameliorasi
c.       Generalisasi
d.      Spesialisasi
e.       Sinestesia
39.    Kalimat yang menggunakan kata beramelioratif, adalah....
a.    Dengan wajah dingin  Winda menerima kedatanganku
b.    Pencopet itu tewas akibat tertabrak bajaj
c.    Para narapidana mendapat pembinaan yang intensif
d.   Ketika menyayi, suara Stacia terang  sekali
e.    Orang itu sudah menerima amplop dari pengusaha itu

40.    Penajahat itu mampus dihajar massa. Kata yang dicetak miring, mengalami perubahan makna....
a.    Meninggi
b.    Menurun
c.    Meluas
d.   Menyempit
e.    Pertukaran tanggapan indra
41.    (1)   Ratna Mahartika, memang seorang gadis yang manis.
(2)   Hobinya menyanyi, baik lagu pop, barat, bahkan dangdut
(3)   Dengan modal suara empuk, ia pernah ditawari untuk rekaman
(4)   Namun ia tidak mau menerima tawaran itu
(5)   Karena ia tidak ingin dikeumuni oleh kuli-kuli kamera.

Kata bersinestesia dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat....
a.    (1) dan (2)
b.    (1) dan (3)
c.    (2) dan (3)
d.   (3) dan (5)
e.    (1) dan (5)
42.    “Di kelas VII ini, Dora adalah murid yang terpandai” kata ‘murid’ pada kalimat tersebut mengalami perubahan makna....
a.    Menyempit
b.    Meluas
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra
43.    Kata oknum pada kalimat “Dialah oknum yang meresahkan masyarakat.” Mengandung perubahan makna....
a.    Generalisasi
b.    Spesialisasi
c.    Peyorasi
d.   Ameliorasi
e.    Sinestesia
44.    Pak Andy akhirnya menduduki kusi direktur di perusahaan itu. Kata ‘kursi’ mengalami perubahan makna....
a.       Meninggi
b.      Menurun
c.       Meluas
d.      Menyempit
e.       Sinestesia
45.    Kata-kata di bawah ini, termasuk kata yang mengalami perubahan makna menyempit, kecuali....
a.    Pendeta
b.    Madrasah
c.    Sarjana
d.   Pembantu
e.    Berlayar
46.    (1) Kata-katanya sangat pedas
(2) Sebelum pergi ke undangan perinkahan, kami menyiapkan amplop
(3) Pedih sekali luka di tanganku.
(4) Coklat ini bukan coklat biasa, tetapi coklat dengan rasa besar
(5) Menurut kacamata saya, perbuatan anda tidak benar
Kalimat yang menggunakan kata bersinestesia ditandai nomor....
a.    (2) dan (5)
b.    (2) dan (3)
c.    (3) dan (4)
d.   (1) dan (4)
e.    (4) dan (5)


47.    Kata bapak yang mengalami perluasan makna, terdapat dalam kalimat....
a.       Di mana alamat rumah bapak yang memberi ceramah tadi?
b.      Kepala sekolah mengumpulkan bapak-bapak dari siswa kelas VII
c.       Bapak saya bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini
d.      Bapaknya Budi memberlikan saya buah di hari ulang tahun Budi
e.       Alisa sangat marah kepada bapaknya, karena Alisa tidak dijemput
48.    Sambil tersenyum manis, ia memandangku. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Meluas
b.    Menyempit
c.    Meninggi
d.   Menurun
e.    Pertukaran tanggapan indra
49.    Sampai saat ini, nama Ibu Kartini tetap harum. Kata yang bergaris bawah mengalami perubahan makna....
a.    Seneralisasi
b.    Spesialisasi
c.    Ameliorasi
d.   Peyorasi
e.    Sinestesia
50.     “Surat saudara sudah kami terima. Tunggu saja jawabannya.” Kata yang dicetak miring mengalami perubahan makna....
a.       Meninggi
b.      Menurun
c.       Sinestesia
d.      Meluas
e.       Menyempit



Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
1.    A
2.    A
3.    A
4.    A
5.    A
6.    C
7.    A
.8.   B
9.    A
10. E
11.  D
12.  E
13.  A
14.  E
15.  D
16.  A
17.  A
18.  E
19.  E
20.  B
21.  C
22.  B
23.  E
24.  A
25.  E
26.  A
27.  C
28.  D
29.  B
30.  A
31.  E
32.  A
33.  C
34.  E
35.  E
36.  B
37.  A
38.  C
39.  C
40.  B
41.  B
42.  A
43.  C
44.  C
45.  E
46.  D
47.  A
48.  E
49.  E
50.  D








0 komentar:

Posting Komentar