PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENUNJANG
PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN EMBUNG
BELEK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan sebagai bagian dari syarat untuk mencapai
kebulatan studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh:
SALMAN WADI
NIM: 10711.0252
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2006/2007
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENUNJANG
PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN EMBUNG
BELEK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan sebagai bagian dari syarat untuk mencapai
kebulatan studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh:
NAMA : SALMAN WADI
NIM : 10711.0255
JURUSAN : BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDY : BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2006/2007
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENUNJANG
PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN EMBUNG
BELEK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
OLEH
SALMAN WADI
Diajukan sebagai bagian dari syarat untuk mencapai
kebulatan studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Mataram, ……………….2007
Diterima/disetujui
Oleh:
Dosen Pembimbing I,
Dra. WAYAN RESMINI, SH.MH
|
Dosen Pembimbing II,
SYAFRIL, S.Pd
|
Universitas Muhammadiyah Mataram
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
ZAINI BIDAYA, SH
HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENUNJANG
PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN EMBUNG
BELEK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
OLEH
SALMAN WADI
Pada tanggal, ……Agustus 2007
Telah dipertahankan dengan baik di depan tim
penguji
Dra.
Wayan Resmini, SH. MH
Ketua
|
|
Syafril,
S.Pd
Anggota
|
|
Sykuriyadi
Anggota
|
|
Skripsi ini dapat diterima sebagai bagian dari
syarat untuk mencapai kebulatan studi Program Strata Satu (S1) pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Mengetahui:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram
Dekan,
ZAINI BIDAYA, SH
ABSTRAK
Selamet, 2008. : Penggunaan Media Pembelajaran dalam Menunjang Prestasi Siwa pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Embung Belek Kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Kata Kunci : Media Pembelajaran an Prestasi Siswa
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
fungsi penggunaan media pembelajaran dalam menunjang prestasi belajar siswa
kelas IV pada SDN Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Penelitian ini telah dilaksanakan sejak bulan juni sampai dengan September
2008.
Fokus dalam penelitian adalah (1) Bagaimanakan
pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten
Lombok Tengah; (2) Bagaimanakah pengggunaan media pembelajaran dalam menunjang
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa
kelas IV SDN Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh dari warga sekolah antar alain kepala sekolah, guru mata pelajran
Agama Islam (PAI), wali kelas, anggota komite sekolah, dan siswa SDN Embung
Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah
Data dikumpulkan dengan teknik observasi
partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan menggunakan instrumen
lembar observasi dan pedoman wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan langkah mereduksi data, paparan data, dan menarik
simpulan secara deduksi dan induksi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pemanfaatan
media pembelajaran dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas
IV SDN Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah telah
terlaksana dengan baik dalam menunjang jpenggunaan metode maupun membantu siswa
memahami konsep yang diajarkan; (2) Penggunaan media pembelajaran dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV SDN Embung Belekf Desa
Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah telah mampu menunjang
prestasi belajar siswa.
Motto:
-
Sesungguhnya
kebahagiaan, kesenangan dan kesuksesan terletak pada Agama dan amalan Agama
yang sempurna.
Pesembahan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PESEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Focus
Penelitian
- Rumusan
Masalah
- Tujuan
Penelitian
- Manfaat
Penelitian
- Ruang
Lingkup Penelitian
- Penegasan
Istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
- Pengertian
Media Pembelajaran
- Macam-macam
Media Pembelajaran
- Kegunaan
dan Fungsi Media Pembelajaran
- Pemilihan
Media Pembelajaran
- Tujuan
Media Pembelajaran
- Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
BAB III METODE PENELITIAN
- Pendekatan
Penelitian
- Lokasi
Penelitian
- Kehadiran
Peneliti
- Subjek
Penelitian
- Instrumen
Penelitian
- Sumber
Data
- Prosedur
Pengumpulan Data
- Analisis
Data
- Keabsahan
Data dan Temuan
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
- Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
- Pemanfaatan
Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV
dalam Proses Belajar Mengajar SDN 1 Selebung Batukliang
- Penggunaan
Media Pembelajaran dalam Menunjang Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN 1 Selebung Batukling
- Pembahasan
BAB V PENUTUP
- Simpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses
yang komplek, yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
ia masih bayi hingga ke liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan
sikap (afektif).[1]
Proses belajar mengajar atau
proses pengajaran merupakan kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga
pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa pada
perubahan-perubahan tingkah laku seperti perubahan pengetahuan, perubahan
keterampilan maupun perubahan nilai dan sikap. Dalam mencapai tujuan tersebut,
siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses
pengajaran.
Seiring dengan perkembangan
teknologi modern seperti saat ini, peranannya dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar, di mana peranan teknologi tersebut sudah sedemikian menonjol,
terutama di negara-negara yang telah lama berkembang. Dalam hal ini, pemerintah
dan masyarakat memberikan perhatian yang khusus dalam dunia pendidikan, karena
mereka menyadari pentingnya pendidikan dilakukan ditunjang dengan peranan dan
fungsi dari teknologi tersebut.
Sejalan dengan kemajuan
tersebut, dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah tertentu telah menunjukkan
kemajuan yang begitu pesat. Perubahan dan pembaharuan bukan saja terjadi dalam
bidang kurikulum, metodologi pengajaran, peralatan dan penilaian pendidikan, di
saming itu juga terjadi pembaharuan dalam bidang administrasi, organisasi dan
personil bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa perubahan tersebut
merupakan pembaharuan dalam system pendidikan yang mencakup seluruh
komponen-komponen pendidikan.
Salah satu unsure teknologi
yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar adalah media atau alat Bantu
pembelajaran. “Media adalah alat Bantu yang dijadikan sebagai perantara atau
pengantar pesan guna mencapai tujuan pengajaran dari pengirim ke penerima pesan[2],
sedangkan media pembelajaran adalah cara atau alat, prosedur yang digunakan
atau ditempuh untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan yang
berlangsung dalam proses pembelajaran[3].
Kegiatan belajar mengajar di
sekolah adalah salah satu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan siswa
semaksimal mungkin. Proses belajar mengajar merupakan dua hal berbeda, tapi
membentuk satu kesatuan, ibarat dua sisi mata uang.
Belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar dilakukan oleh guru yang mana
sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa, karena dalam prosesnya guru
menciptakan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Belajar
yang dimaksud di sini adalah belajar dalam mempelajari mata pelajaran di
sekolah, agar terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Agar dapat belajar
dengan baik perlu diperhatikan beberapa factor, baik factor dari dalam diri
individu, seperti minat, intelegensi, keinginan, perasaan, dan kepercayaan yang
ada pada diri individu, maupun factor dari luar individu, seperti suasana
belajar, waktu belajar, ruang belajar, bahkan metode mengajar dan bahan belajar
atau media pembelajaran[4].
Agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efesien, dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki
suatu strategi. Salah satu langkah untuk memiliki strastegi itu ialah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut dengan metode
mengajar.
Dalam hal ini media
pembelajaran sangat berfungsi sebagai alat penunjang proses pembelajaran dalam
rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa atau anak didik untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Dengan demikian maka media
pembelajaran sangat berperan dalam memberikan motivasi yang positif dalam
merangsang minat, intelegensi siswa agar lebih kreatif, efektif, dan
bersemangat dalam proses belajar mengajar sehingga secara langsung dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar,
kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena dalam
kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat membantu dan
media pembelajaran adalah sarana perantara yang cukup berarti dalam proses
belajar mengajar itu sendiri.
Media sebagai alat Bantu dalam
proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri lagi karena media dapat membantu
tugas-tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan guru kepada anak didiknya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media
pembelajaran maka sangat sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap peserta
didik terutama bahan pelajaran yang rumit dan kompleks.
Setiap pelajaran tentu
memiliki kesukaran yang bervariasi, pada satu sisi ada bahan yang tidak
membutuhkan media pengajaran. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sulit untuk dicerna oleh peserta didik apalagi mata pelajaran yang
kurang diminati oleh peserta didik tersebut. Guru yang bijak tentu sadar bahwa
kebosanan dan kelelahan peserta didiknya berpangkal dari penjelasan-penjelasan
yang diberikan oleh guru secara simpang siur tanpa ada fokus masalahnya, oleh
karena itu guru yang bijak harus pandai mencari jalan keluarnya. Jika guru
tidak dapat menyampaikan materi dengan baik apa salahnya jika guru tersebut
menghadirkan media sebagai alat Bantu pelajaran guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Upaya penggunaan media
pembelajaran merupakan hal yang esensial dalam proses belajar mengajar baik itu
berupa media visual, media audio, maupun media audio visual. Kenyataan
menunjukkan bahwa kurangnya intraksi antara guru dan peserta didik dalam proses
belajar mengajar adalah dikarenakan jarangnya guru menggunakan media
pembelajaran itu sendiri.
Berdasarkan observasi di
lapangan sebelum permasalahan ini kami angkat, dapat dikatakan bahwa penggunaan
media pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan dan dimanfaatkan sehingga
belum terlihat penerapan yang sesungguhnya dari penggunaan media pembelajaran
tersebut. Sehingga penulis tertarik dan memandang perlu untuk meneliti dengan
lebih dalam lagi tentang “Penggunaan Media Pembelajaran dalam Menunjang
Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah”.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang
mempunyai kesamaan sifat yang dijadikan sebagai fokus peneliti.
Berpijak dari pendapat para
ahli tersebut di atas, maka yang dijadikan fokus penelitian adalah penggunaan
dan pemanfaatan media/alat Bantu dalam proses belajar mengajar oleh guru
Pendidikan Agama Islam dan semua siswa siswi kelas IV dengan jumlah 38 orang
yang masing-masing terdiri dari 20 orang siswa dan 18 orang siswi.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah aspek
yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian karena penelitian tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya masalah yang akan diteliti.
Bertolak dari latar belakang
di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemanfaatan media
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah?
2. bagaimanakah penggunaan media pembelajaran
dalam menunjang prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
IV di Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok
Tengah?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan, adalah:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan media
pembelajaran dalam menunjang prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah
2. Untuk mengetahui penggunaan media
pembelajaran dalam menunjang prestasi siswa pada mata pelajran Pendidikan Agama
Islam kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah
Kabupaten Lombok Tengah.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian
ini, adalah:
1. Siswa
Dengan penerapan penggunaan
media pembelajaran, siswa diharapkan akan lebih mudah dalam memahami materi
yang diajarkan, sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah dan
bermakna dan tidak membosankan.
2. Guru
Sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Sekolah
Dapat memberikan informasi
tambahan mengenai strategi mengajar pada sekolah lain dengan jenjang pendidikan
yang sama.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian, antara lain:
1. Objek Penelitian
Objek
penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran dalam menunjang prestasi
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
2. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I di Sekolah Dasar Negeri Embung
Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
1.7 Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dalam memahami isi penelitian
ini, perlu didefenisikan beberapa istilah, antara lain:
1. Media
Media adalah seperangkat
wahana penyalur pesan dan informasi belajar yang berguna dalam memudahkan
proses belajar mengajar.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah cara
atau alat, atau prosedur yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber
pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Media Pembelajaran
Pada dasarnya kegiatan belajar
adalah salah satu proses kegiatan dari seorang pendidik sebagai sumber pesan
kepada anak didiknya sebagai penerima pesan. Kegiatan belajar mengajar dalam
menyampaikan pesan atau informasi agar dapat diserap dan dihayati oleh siswa
serta tidak terjadi kesalahpahaman informasi, maka perlu digunakan sarana yang
dapat membantu proses belajar mengajar yang biasa disebut media. Dalam kegiatan
proses belajar mengajar media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi
belajar mengajar adalam media pembelajaran.
Dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar, oleh sebab itu
para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat (media pembelajaran) yang
sudah disediakan oleh pihak sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Dalam proses belajar mengajar,
seorang guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan media atau alat Bantu
pengajaran yang telah tersedia secara efektif, efesien, dan terkontrol dalam
upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Di samping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut agar dapat
mengembangkan keterampilan menciptakan dan membuat media pembelajaran yang akan
digunakan sesuai dengan pembelajaran yang akan dicapai.
Dengan demikian, maka dapat
diambil simpulan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa
latin dan merupakan jamak dari “medium” yang berarti “tengah”, “perantara” atau
pengantar[5].
dengan demikian, media mefrupakan seperangkat wahana penyalur pesan dan
informasi belajar yang berguna dalam memudahkan proses belajar mengajar.
Sedangkan “media pembelajaran
adalah cara atau alat, atau prosedur yang digunakan atau untuk menyampaikan
pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses
pembelajaran[6].
Media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis atau menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal[7].
_____________________________
Berdasarkan pengertian
tersebut, maka batasan media menurut pendapatnya Gagne (1970) adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang merangsangnya untuk belajar.
Sedangkan hal yang senada juga diungkapkan oleh Briggs (1970) mengatakan bahwa
batasan pengertian daripada media menurut pendapatnya adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Seperti buku,
film, kaset, bingkai, dan sebagainya[8].
Macam-macam Media Pembelajaran
Dalam proses belajar megnajar,
bermacam-macam alat pembelajaran telah diciptakan agar mempermudah para siswa
untuk memahami bahan pelajaran yang disampaikan guru dengan menggunakan media
sebagai alat bantu pelajaran.
Sejalan dengan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini yang mana kemajuan tersebut berperan
signifikan sekali dalam dunia pendidikan saat ini, pada umumnya di Indonesia di
mana media terserbut manfaatnya sangat besar dalam dunia pendidikan.
Media atau bahan adalah
perangkat lunak (software) yang berisi pesan-pesan atau informasi pendidikan
yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Sedangkan peralatan
atau perangkat kerasnya (hardware) sendiri merupakan sarrana untuk menampilkan
pesan yang terkandung pada media tersebut[9].
Ada beberapa karakteristik
jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar megnajar[10].
Media Grafis
Media grafis termasuk media
visual, sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan-pesan yang akan disampaikan dituangkan
dalam simbol-simbol komunikasi visual, simbol-simbol tersebut perlu dipahami
benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dengan efesien.
Jenis-jenis media grafis,
antara lain:
a. Gambar/foto
Gambar dan
foto adalah media grafis yang paling umum dipakai, gambar merupakan bahasa yang
umum dipakai, yang dapat dimengerti dan dipahami di mana-mana.
b. Sketsa
Sketsa adalah
gambar yang sangat sederhana, yang melukiskan bagian inti atau pokoknya tanpa
detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap
guru yang baik harus dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk sketsa, selain
dapat menarik perhatian siswa, menghindari verbalisme dalam menyampaikan pesan
harganyapun tidak perlu dipersoalkan karena dibuat langsung oleh guru
bersangkutan.
c. Diagram
Diagram
adalah gambar yang hanya menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram
atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan
hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ.
Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk, diagram juga menyederhanakan
yang komplek sehingga memperjelas penyajian pesan.
d. Kartun
Kartun
sebagai salah satu komunikasi grafis, adalah suatu gambar interpretatf yang
menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan
ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu. Kemampuannya besar sekali dalam menarik perhatian orang banyak,
kartun juga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku dan kartun juga biasanya
hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkan ke dalam
gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol atau
karakteristik yang mudah dikenal.
e. Poster
Poster tidak
saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu namun poster mampu pula mempengaruhi
dan memotivasi tingkah lagu orang yang melihatnya. Fungsi untuk mempengaruhi
orang-orang untuk membeli produk baru dari suatu perusahaan misalnya, hal
tersebut dapat dituangkan melalui poster. Poster dapat dibuat di atas kertas,
kain, batang kayu, dan semacamnya. Pemasangan poster bisa dilakukan di kelas,
di luar kelas, di pohon, di tepi jalan, maupun di majalah. Ukuran poster
beraneka macam hal itu tergantung dari kebutuhan yang diperlukan.
f. Peta dan Globe
Pada dasarnya
fungsi dari peta dan globe adalah untuk menyajikan data-data lokasi. Tetapi
secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang keadaan
permukaan bumi. Tempat-tempat (negara), data-data budaya kemasyarakatan,
data-data ekonomi dan sebagainya.
Media Audio
Berbeda dengan media grafis,
media audio berkaitan dengan indera dibandingkan dengan media lain. Pesan-pesan
yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang audatif, baik yang verbal
(bahasa) maupun non verbal (lisan)
Jenis-jenis media audio, antar
lain:
a. Radio
Program ini
dapat direkam dan diputar berulangkali dengan sesuka hati, radio misalnya,
dapat ditempilkan di dalam kelas sehingga pelajaran lewat radio bisa lebih
bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis.
b. . alat Perekam Vita Magnetis (Tape
recorder)
Tape recorder
adalah salah satu media pendidikan yang tidak dapat diabaikan untuk
menyampaikan informasi, karena mudah digunakan. Ada beberapa kelebihan dari
alat perekam sebagai media pembelajaran di antaranya mempunyai fungsi ganda,
yang efektif untuk merekam dan mempunyai playback.
Media Proyeksi Diam (Still proyected
medium)
Media jenis ini mempunyai
persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan
visual. Perbedaan yang jelas di antaranya adalah apabila pada media grafis dapat
secara langsung berinteraksi dengan peserta didik dan dapat berinteraksi dengan
pesan media yang bersangkutan. Adakalanya jenis ini disertai dengan rekaman
yang secara audio tapi ada juga yang secara visual.
Ada beberapa jenis media yang
termasuk dalam jenis media proyeksi, antara lain:
1. Film
Bingkai
Film bingkai
adalah film yang berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2
inci, terbuat dari karton atau plastik. Selain dari ukuran tersebut ada
bebarapa ukuran-ukuran yang lebih besar.
Salah satu
kelebihan dan fungsi film bingkai adalah dapat mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu, serta dapat menjadi media yang efektif bila dibandingkan dengan media
cetak lainnya.
2. Media Transfaransi
Media ini
adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan yang transfaran, yang
biasa kita kenal dengan istilah OHT (Overhead Transfarancy) atau sering kita
kenal dalam istilah perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead Projector). OHAP ini
adalah alat yang dirancang khusus dengan sedemikian rupa sehingga dapat
memproyeksi transfaransi ke arah layar lewan atas kepala atau lewat samping
kepala orang yang menggunakannya.
3. Televisi
Televisi
adalah media yang dipaka untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara
audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima
pesannya televisi tergolong dalam media massa. Jadi dengan adanya televisi,
manusia dapat merasakan pengetahuannya bertambah dari ketidaktahuan menjadi
tahu karena yang disampaikan dalam program-program televisi adalah informasi-informasi
yang tidak diketahui oleh siswa sehingga secara tidak langsung dapat
dihubungkan dengan materi pelajaran tertentu.
4. Video (VCD dan DVD)
Video dalam
bentuk CD yang disajikan melalui perangkat keras VCD atau DVD tidak jauh
berbeda dengan televisi. Namun dalam bentuk ini kita dapat memrogram suatu
informasi tertentu secara berulang-ulang dengan sesuka hati tanpa ada jadwal
penayangannya artinya kita mampu mengendalikannya sendiri. Video dalam bentuk
CD banyak kita jumpai dan telah dipasarkan dengan bebas dengan beraneka ragam
informasi-informasi pengetahuan. Pesan yang disajikan bersifat fakta dan non
fakta/fiktif, misalnya fakta yaitu berupa kejadian/peristiwa penting, dan
berita, sedangkan non faktaj/fiktif yaitu cerita-cerita atau film-film. Sifat
dari video ini adalah informasi edukatif dan interaksional.
Kegunaan dan Fungsi Media Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam pengajaran
yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Ada beberapa alasan media belajar dapat mempertinggi proses dari
belajar mengajar itu sendiri. Salah satunya adalah taraf berfikir siswa,
artinya taraf berfikir manusia mengikuti taraf perkembangan di mulai dari
berfikir konkrit menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana
menuju berfikir yang kompleks. Penggunaan media pembelajaran sangat erat
kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut, sebab hal-hal yang abstrak dapat
dikonkritkan dan hal-hal yang sulit dapat disederhanakan melalui media
pembelajaran[11].
(Sudjana dan Rifa’i, 2002 : 2-3).
Kegunaan Media Pembelajaran
Kegunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar menurut Sadiman, dkk adalah[12].
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata maupun tulisan belaka)
b. Mengatasai keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indera
c. Objek yang terlalu besar bisa digantikan
dengan realita gambar, film bingkai, film, atau model.
d. Objek yang kecil bisa dibantu dengan
projektor mikro, film bingkai, dilm, atau gambar.
e. Konsep yang terlalu luas dapat dividualkan
dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan sebagainya.
f. Kejadian masa lalu dapat ditempilkan dalam
bentuk film, video, dilm bingkai, foto, maupun secara verbal.
g. Mengatasi sikap pasif anak didik, dalam
hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Meningkatkan interaksi yang lebih langsung
antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan anak didik belajar dengan
sedirinya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum, fungsi media
pembelajaran adalah sebagai berikut[13]:
a. Mewujudkan situasi belajar yang efektif.
b. Mencapai tujuan pembelajaran.
c. Penggunaanya merupakan bagian yang
integral dalam sistem pembelajaran.
d. Mempercepat proses belajar mengajar.
e. Membantu siswa dalam memahami pelajaran
yang disajikan gurunya.
f. Mempertinggi mutu pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar
diperlukan suasana yang kondusif, nyaman, tentram, aman daripada
gangguan-gangguan, baik gangguan dari dalam maupun gangguan dari luar sehingga
menimbulkan dan menumbuhkan gairah siswa dalam belajar. Sedangkan untuk
menumbuhkan gairah siswa belajar tersebut guru membutuhkan media pembelajaran
yang berfungsi membangkitkan gairah belajar siswa.
Media pembelajaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pencapaian proses belajar yang efesien dan
efektif, yang meliputi tujuan media pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar, pengaturan waktu luang, penggunaan ruang alat perlengkapan pengajaran
di kelas, dalam hal ini, media pembelajaran merupakan alat bantu yang memiliki
andil yang cukup besar.
Dalam proses belajar mengajar,
media pembelajaran merupakan alat yang sangat penting, karena dalam hal
tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan
menghadirkan media pembelajaran sebagai alat bantu pelajaran. Kerumitan bahan
pelajaran dapat dibantu dengan media pelajaran. Di samping itu juga, media
pembelajaran sebagai alat bantu dapat membantu guru atau mewakili guru dalam kekurangmampuannya
mengucapkan melalui ucapan atau dengan kalimat tertentu bahkan keabstrakan
materi pelajaran dapat dikonkritkan dengan kehadiran media pembelajaran.
Pemilihan Media Pembelajaran
Guru harus
dapat memilih suatu media atau multiguna untuk digunakan dalam proses
pembelajaran berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dalam
pemilihan media pembelajaran hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Faktor manusiawi, yang berkenaan dengan
unsur-unsur siswa (Peserta didik), dosen atau pengajar, dan tenaga teknisi.
b. Faktor komunikasi yang efektif, yang
berkenaan dengan unsur-unsur siswa (Peserta didik), isi, atau materi pelajaran,
dan tujuan yang ingin dicapai.
c. Faktor biaya yang memadai, bertalian
dengan unsur-unsur tujuan yang hendak dicapai, pasaran, dan keadaan.
d. Faktor hambatan-hambatan praktis, yang
berkenaan dengan unsur-unsur keadaan, waktu, dan fasilitas[14].
Di atas telah
disinggung bahwa kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, kondisi, dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Profesor Ely
dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan
bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya, bahwasanya
media merupakan komponen dari sistem intruksional secara keseluruhan, oleh
karena itu, meskipun isi dan tujuannya telah diketahui, faktor-faktor lain
seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok
belajar, alokasi waktu, dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu
dipertimbangkan.
Sebagai
pendekatan praktis disarankan untuk mempertimbangkan media apasaja yang ada,
berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format
apasaja yang memenuhi selera pemakai. Mialnya guru dan siswa[15].
Sedangkan menurut pendapatnya
Sudjana dan Rifa’i[16]
kriteria dalam dalam pemilihan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Ketetapan dengan tujuan pengajaran,
artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang
telah ditetapkan, yang meliputi unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, sehingga lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,
artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media
yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada
waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan media,
artinya apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah guru harus
dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.
e. Tersedianya waktu dalam penggunaan media
tersebut, sehingga media tersebut sangat berguna dan bermanfaat bagi siswa
selama pengajaran dan pembelajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Dengan
kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana
yang sesuai dan dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar. Oleh sebab itu, media bukan keharusan tetapi
sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar
mengajar.
Pemilihan
media pembelajaran bertujuan untuk menentukan media yang efektif dalam arti
menjangkau sasaran dan berpengaruh terhadap sasaran tersebut. Untuk itu, perlu
diketahui lebih dahulu karakteristik sasaran yang akan menerima informasi
sebagaimana layaknya penggunaan media secara efektif, efesien, dan terkontrol.
Sedangkan
langkah-langkah yang ditempuh dalam pemilihan media komunikasi yang tepat dan
efektif, adalah:
a. Mengenal dan merinci karakteristik
sasaran.
b. Merumuskan tujuan penyajian informasi.
c. Menetapkan pesan informasi yang meliputi
isi dan ruang lingkup serta urutan materi pesan itu.
d. Menentukan suatu media yang dianggap cocok
untuk menyampaikan pesan itu
e. Bila perlu, mengujicobakan media secara
langsung atau dalam bentuk simulasi.
f. Menetapkan media siap pakai setelah
diadakan perbaikan berdasarkan hasil uji coba[17].
Dari semua
pengertian yang telah dijabarkan di atas, dapat diambil suatu simpulan bahwa
pemilihan media yang cocok untuk tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan
suatu perluasan keterampilan berkomunikasi yang memerlukan suatu proses secara
rinci dan khusus.
Memilih media
yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukan merupakan suatu pekerjaan yang
mudah, karena pemilihan media ini sangat sulit dan rumit karena didasarkan pada
pelbagai faktor yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Tujuan Media Pembelajaran
Setiap kegiatan belajar
mengajar mempunyai tujuan atau sasaran, baik tujuan yang bertahap maupun tujuan
yang berjenjang, serta mulai dari yang sangat operasional dan konkrit, yakni
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK), Tujuan
Kurikuler, Tujuan Instruksional sampai Tujuan Nasional.
Selanjutnya untuk meningkatkan
hasil belajar atau prestasi siswa dalam bentuk mengarahkan terhadap hal-hal
yang positif dan berguna bagi siswa, guru harus pandai memilih dan mengelola
isi pelajaran dan media apa yang pantas untuk digunakan sesuai dengan proses
belajar mengajar yang dikelola oleh sekolah.
Siswa belajar dalam kondisi
yang nyaman, kondisi yang merangsang minat siswa untuk belajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi
secara baik dengan guru, teman maupun dengan lingkungannya.
Media pembelajaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pencapaian proses belajar mengajar dan dengan
media pembelajaran dapat membantu terwujudnya mutu pendidikan yang lebih baik.
Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Media pembelajaran merupakan
suatu bagian yang penting dari suatu proses pendidikan di sekolah. Secara
harfiah media perantara atau pengantar, atau wahana penyalur pesan atau
informasi belajar.
Sedangkan media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber
atau penyalurnya yaitu guru, yang ingin diteruskan dari sasaran atau penerima
pesan tersebut, yaitu siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam, tujuan
penggunaan media Pendidikan Agama Islam tersebut adalah upaya terjadinya proses
belajar Pendidikan Agama Islam.
“Media Ppembelajaran Pendidikan Agama
Islam secara umum adalah sarana atau prasarasna Pendidikan Agama Islam yang
fungsinya dapat dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam pada siswa, di samping untuk membantu sarsana dan
prasarana proses Pendidikan Agama Islam dapat berhasil dengan baik, yakni
membentuk siswa menjadi anak shaleh[18].”
Sedangkan secara khusus
“Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
metode, alat, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah[19].”
Kalau
diperhatikan perkembangan media pembelajaran ini, pada mulanya hanya dianggap
sebagai alat bantu mengajar bagi seorang guru (teaching aids), yaitu mempermudah
daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan, sehingga guru tidak merasa
lelah dalam menyampaikan materi pelajaran dan sebaliknya siswa tidak merasa
cepat jenuh dalam menerima pesan pembelajaran yang disampaikan, alat bantu yang
digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa gambar objek, model, dan media
lainnya yang dapat membantu dan mempertinggi daya serap dan hasil belajar
siswa.
Media
pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah wahana penyalur pesan yang digunakan
dalam prosess belajar mengajar Pendidikan Agama Islam guna membantu tercapainya
tujuan pembelajaran pendidikan Agama Islam yang secara efektif dan efesien.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang
bertujuan berupaya untuk menggambarkan peristiwa, gejala, atau kejadian yang
berlangsung dan yang sedang terjadi pada saat tertentu. Dalam menggunakan
penelitian deskriptif ini, peneliti mengacu pada beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh para ahli penelitian.
Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (diskripsi) mengenai
situasi-situasi atau keadaan-keadaan. Dalam artian ini, penelitian deskriptif
semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan, mengetes hipotesis,
membuat ramalan, atau mendapatkan makna atau implikasi walaupun penelitian yang
bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode
deskriptif[20].
Sedangkan menurut ahli Bogdan dan Taylor
mengatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati[21].
Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan
metode untuk mengumpulkan data dalam bentuk tertulis atau lisan dari
orang-orang yang diamati dan fenomena-fenomena, yang bertujuan untuk membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta serta hubungan antara fenomena-fenomena yang diselidiki.
Penggunaan
metode kualitatif disebabkan karena beberapa pertimbangan, yakni:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila menghadapi kenyataan ganda.
2. Metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan pola-pola nilai yang dihadapi[22].
Berdasarkan
paparan teori di atas, alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
adalah:
1. Agar dapat memberi dan menguraikan latar
belakang yang jelas mengenai penggunaan media pembelajaran dalam menunjang
prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV di sekolah
Dasar Negeri Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah
sehingga peneliti tidak ngambang dari data-data yang akurat dan valid.
2. Untuk mengulangi banyaknya data dan
informasi yang hilang diperoleh dari hasil observasi, interview, maupun
dokumentasi mengenai rumusan masalah yang diteliti.
3. Membuat hubungan peneliti dengan responden
menjadi lebih dekat sehingga dalam proses pengumpulan data peneliti lebih mudah
dan tidak merasa kesulitan mengenai hal-hal yang terdapat dalam rumusan
masalah.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilasanakan di Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan
Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Alasan peneliti mengadakan penelitian di
Sekolah Dasar Negeri Embung Belek ini karena lokasinya yang sangat strategis
(mudah dijangkau), berada di Jantung Desa Kelebuh (sebelah utara pasar Monte) dan
peneliti lebih mengetahui seluk beluknya dibandingkan sekolah lain, sehingga
dalam melaksanakan penelitian lebih mudah memperoleh dan mengumpulkan data.
Kehadiran Peneliti
Tujuan
utama kehadiran peneliti di lokasi adalah untuk mendapatkan dan memperoleh data
yang diinginkan. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti perlu melibatkan
diri dalam kehidupan orang yang akan diteliti dan dijadikan sebagai objek
penelitian. Dengan keterlibatan tersebut, peneliti akan mengetahui
kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu melaksanakan
observasi. Sebelum peneliti mengadakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
memperoleh surat rekomendasi izin penelitian dari Universitas Muhammadiyah
Mataram dan instansi terkait, serta menentukan instrumen dan alat bantu yang
akan dipergunakan dalam penelitian.
Setelah
mendapat izin dari instansi terkait, peneliti hadir di lapangan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Peneliti hadir di lapangan kurang lebih dua bulan
lamanya, sehingga dengan waktu tersebut peneliti gunakan dengan sebaik-baiknya
untuk mengumpulkan data dan informasi dan hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Adapun sebelum
peneliti hadir di lokasi penelitian, peneliti tersebih dahulu melakukan hal-hal
sebagai berikut.
1. Melakukan studi pendahuluan atau survey
awal yang bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian dan melihat kegiatan
proses belajar mengajar.
2. Membuat proposal penelitian yang merupakan
syarat-syarat utama untuk meneliti yang akan diberikan nantinya kepada lokasi penelitian,
di mana dalam proposal tersebut terdapat izin penelitian dan jadwal penelitian.
Subyek Penelitian
Subjek
penelitian menurut Frengkel dan Wallem adalah kelompok yang menarik peneliti di
mana kelompok tersebut peneliti dijadikan sebagai obyek untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Subjek penelitian dapat didefinisikan
juga sebagai suatu himpunan yang terdiri dari orang, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dan benda-benda yang mempunyai kesamaan[23].
Jadi subjek
penelitian adalah sebuah kelompok yang terdiri dari orang, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang mempunyai kesamaan sifat, yang dijadikan
sebagai objek peneliti.
Berpijak
pada pendapat para ahli di atas, maka yang dijadikan subjek penelitian ini
semua siswa kelas IV dengan jumlah 38 orang yang masing-masing terdiri dari 20
orang siswa dan 18 orang siswi.
Instrumen Penelitian
Pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Berdasarkan Emory dalam Sugiyono mengatakan “Meneliti dengan data yang
sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan
penelitian. Namun demikian dlam skala yang paling rendah laporan juga dapat
dinyatakan sebagai bentuk penelitian[24],
karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.
Sumber Data
yang
dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah “subjek di mana data
diperoleh[25].
Dari
pendapat di atas, dapat diambil simpulan bahwa sumber data merupakan orang atau
responden serta dokumen yang dapat dijadikan sebagai tempat orang atau
responden mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian.
Yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini, adalah:
1. Kepala Sekolah Dasar Negeri Embung Belek
Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
2. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) SDN Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok
Tengah.
3. siswa-siswi kelas IV SDN Embung Belek Desa
Kelebuh Keccamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Selain
sumber data di atas, sumber daya yang lainnya adalah dokumen, arsip, dan bahan
kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian.
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan beberapa
metode yang dianggap relevan guna mendapatkan data-data yang diinginkan. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode
wawancara, dan metode dokumentasi.
Metode Observasi
Seringkali
orang mengartikan observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Suharsimi Arikunto mendefinisikan
observasi (pengamatan), yakni meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
objek yang diamati dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi
dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan
pengecap. Dari pengertian di atas, dapat diambil simpulan bahwa observasi
adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati data-data yang
diselidiki.
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipan. Metode
penelitian yang peneliti gunakan adalah metode observasi partisipan, di mana
peneliti ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi[26].
adapun cara perolehan data yang dilakukan melalui observasi partisipan ini
yaitu dengan mengamati atau meneliti secara langsung aktivitas pembelajaran di
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah
Kabupaten Lombok Tengah khususnya pada aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Selain
untuk mengamati aktivitas pembelajaran, observasi juga digunakan untuk
mengumpulkan data tentang keadaan Sekolah Dasar Negeri Embung Belek yang
meliputi situasi lingkungan sekolah, baik situasi dalam belajar maupun ketika
jam istirahat.
Metode Wawancara
Metode
wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari wawancara[27].
Berdasarkan
pengertian tersebut, metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
cara mengajukan pertanyaan langsung dan dijawab secara langsung pula dengan
berdasarkan tujuan penelitian. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode wawancara atau metode sistematis yang mana dilakulan oleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan, artinya
pewwancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti[28].
Metode
wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai persepsi dan aktivitas
usaha yang dilakukan oleh guru PAI dalam rangka menggunakan media pembelajaran
dan identifikasi SDN Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten
Lombok Tengah.
Metode
wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab antara peneliti dengan
subjek penelitian. Dalam hal in dilakukan wawancara atau intervew dengan para
subjek penelitian yang banyak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa adalah penggunaan media
pembelajaran dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, di antaranya:
1. Kepala Sekolah dan Dewan Guru
Hal-hal atau data
yang ingin diperoleh, adalah:
a. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri
Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
b. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh dalam
penggunaan media pengajaran terhadap proses belajar mengajar siswa.
c. Kegiatan guru dalam memberikan motivasi
kepada peserta didiknya.
2. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)
a. Upaya pengadaan media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Upaya pemilihan media pembelajaran.
c. Faktor pendukung penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
d. Upaya peningkatan penggunaan media
pembelajaran.
e. Peranan media dalam proses belajar
pengajar Pendidikan Agama Islam.
3. Siswa-siswi SDN Embung Belek
a. Adanya motivasi dalam penggunaan media
pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.
b. Arahan motivasi belajar dari guru dalam
membangkitkan gairah belajar siswa.
Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah menarik data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
langger, agenda, dan lain-lain.[29]
Lebih khusus yang dicari dengan metode ini berupa data yang berhubungan dengan
media pembelajaran.
Dari
pengertian di atas, dapat diambil simpulan bahwa metode dokumentasi adalah
teknik pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan tertulis berupa
buku-buku, arsip-arsip, metode dokumentasi yang penulis gunakan untuk
mendapatkan data mengenai sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Selebung
Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, dan data lain yang menyangut
penelitian ini.
Analisa Data
Analisa
data menurut Dalton dan Meoleong, adalah proses atau mengurut data sesuai
dengan aturan atau dengan mengorganisasikannya dalam suatu pola kategori,
setelah terkumpul dari sumber. Kegiatan ini juga sering disebut dengan
pengolahan data atau analisis data[30]
Dari rumusan tersebut, dapat ditarik simpulan
bahwa analisis data bermaksud untuk membuat atau menggambarkan garis-garis yang
berisi judul-judul/kode-kode tentang sesuatu yang ditemui dalam suatu
pengamatan atau wawancara yang dilakukan. Di mana di dalam penelitian ini
penulis perlu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan
mengatagorikannya.
Dari pendapat di atas, dapat diambil simpulan
bahwa metode analisis data merupakan suatu cara untuk memecahkan dan mengolah
hasil pengumpulan data untuk mendapatkan simpulan. Analisis data yang digunakan
dalam suatu penelitian sangat tergantung dari jenis data yang diperoleh, karena
data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, maka pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif.
Keabsahan Data dan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep penting yang
diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas)
menurut versi positivisme yang disesuaikan dengan pengetahuan, kriteria dan
paradigma sendiri.[31]
Usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuan
dapat dilakukan dengan beberapa teknik, di antaranya:
a. Perpanjangan keikutsertaan.
b. Ketekunan pengamatan
c. Triangulasi
d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
e. Analisa kasus negatif
f. Kecukupan referensial
g. Pengecekan anggota
h. Uraian rinci
i.
Auditing.
Teknik keabsahan data yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah perpanjangan keikutsertaan di mana dalam penelitian ini
keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, keikutsertaan
itu tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.
Perpanjangan
keikutsertaan yang peneliti maksudkan untuk mendapatkan data yang
sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang diteliti dan data tersebut harus
dikonfirmasikan dengan sumber data atau responden untuk mendapatkan data yang
akurat dan valid sebelum data tesebut disajikan ke dalam laporan penelitian.
BAB IV
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Embung
Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah berstatus negeri, berada
di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah ini mulai dibangun tahun
1955 dan diresmikan penggunaannya pada 1 Agustus 1956 oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia berdasarkan surat peresmian berupa
sertifikat.[32]
Berdasarkan monografis, luas
keseluruhan dari SDN Embung Belek 2.800 M2. Sekolah ini terletak di
sebelah utara Kecamatan Batukliang, bersebelahan dengan Kecamatan Batukliang
Utara di Jalan Lintas Aik Bukaq KM 2 dari Ibu Kota Kecamatan Batukliang .
Sedangkan batas-batas wilayah SDN Embung Belek ini, adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Selebuh;
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kantor
Desa Selebung;
3. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya
menuju Aik Bukaq; dan
4. Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman
warga.
(Observasi, 17 Juni 2008).
Dari segi jumlah siswa,
sekolah ini cenderung mengalami peningkatan, hal ini setidaknya dapat dilihat
dari jumlah penerimaan siswa baru dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Data dokumentasi menunjukkan jumlah siswa sekolah dari tahun 2005-2007
berjumlah 658 orang siswa, sebagaiman ditunjukkan pada tabel I dan II.
Tabel 1:
Jumlah Siswa SDN Embung Belek
dari Tahun 2005 sampai 2007.
No
|
Tahun
|
Jumlah Siswa-siswi
|
1
|
2005
|
214 orang
|
2
|
2006
|
214 orang
|
3
|
2007
|
230 orang
|
|
Jumlah
|
658 orang
|
Observasi data: Lapor bulanan
(Observasi, tanggal, 17 Juni 2008.
Tabel II:
Jumlah Siswa
Baru yang diterima di Kelas I dari tahun 2005 sampai dengan 2007
No
|
Tahun
|
Jumlah Murid
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
1
|
2005
|
30 orang
|
15 orang
|
15 orang
|
2
|
2006
|
38 orang
|
18 orang
|
20 orang
|
3
|
2007
|
42 orang
|
20 orang
|
22 orang
|
Jumlah
|
53 orang
|
57 orang
|
||
Jumlah Keseluruhan
|
110 orang
|
Observasi data: Lapor bulanan
(Observasi, tanggal, 17 Juni 2008.
Sedangkan sarana atau media
yang biasanya dipakai sebagai sarana penunjang dalam proses belajar mengajar di
SDN Embung Belek Kecamatan Praya Tengah ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel III:
Keadaan Sarana
dan Prasarana
No
|
Jenis Barang/Ruangan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Ruang kepala sekolah
|
1 lokal
|
Baik
|
2
|
Ruang guru
|
1 lokal
|
Baik
|
3
|
Ruang belajar
|
6 lokal
|
Baik
|
4
|
Ruang kelas
|
6 lokal
|
Baik
|
5
|
Ruang perpustakaan
|
1 lokal
|
Baik
|
6
|
Ruang UKS
|
1 lokal
|
Baik
|
7
|
Mushalla
|
1 lokal
|
Baik
|
8
|
Mesin ketik
|
1 buah
|
Baik
|
9
|
Lapangan
|
1 buah
|
Baik
|
10
|
Tape recorder
|
1 buah
|
Baik
|
11
|
Ruang pramuka
|
1 lokal
|
Baik
|
Sumber data: Papan data
keadaan sarana dan prasarana dan lapor bulanan (observasi tanggal, 29 Mei
2008).
Tabel IV:
Keadaan Sarana dan Prasarana Penunjang
Kegiatan Proses Belajar Mengajar SDN Embung Belek
No
|
Jenis Barang
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kursi
|
150 buah
|
Baik
|
2
|
Meja
|
136 buah
|
Baik
|
3
|
Papan tulis
|
6 buah
|
Baik
|
4
|
Absen siswa
|
6 buah
|
Baik
|
5
|
Absensi guru
|
1 buah
|
Baik
|
6
|
Peta dunia
|
4 buah
|
Baik
|
7
|
Almari
|
12 buah
|
Baik
|
8
|
Meja, kursi guru
|
15 buah
|
Baik
|
9
|
Mikroskop
|
1 buah
|
Baik
|
10
|
Rangka manusia
|
1 buah
|
Baik
|
11
|
Globe
|
10 buah
|
Baik
|
12
|
Majalah dinding
|
1 buah
|
Baik
|
13
|
Papan pengumuman
|
1 buah
|
Baik
|
14
|
Lemari perpustakaan
|
3 buah
|
Baik
|
15
|
Lemari arsip
|
1 buah
|
Baik
|
16
|
Kursi tamu
|
1 set
|
Baik
|
17
|
Katalog perpustakaan
|
1 buah
|
Baik
|
18
|
Piala penghargaan
|
8 buah
|
Baik
|
19
|
Mesin stensil
|
1 buah
|
Baik
|
20
|
Gambar presiden
|
10 buah
|
Baik
|
21
|
Gambar hiasan dinding
|
10 buah
|
Baik
|
22
|
Papan visi misi
|
1 buah
|
Baik
|
23
|
Gambar garuda
|
10 buah
|
Baik
|
24
|
Alat musik
|
2 buah
|
Baik
|
sumber data: Papan data keadaan fasilitas
SDN Embung Belek (observasi tanggal, 1 Juni 2008).
Berdasarkan data dokumentasi
di atas, dapat dijelaskan sarana dan media penunjang proses pembelajaran SDN
Embung Belek memadai. Semua sarana yang ada secara kualtatif berada dalam
kondisi baik dan siap pakai. Demikian pula secara kuantitatif memadai baik
sarana ruang belajar, kantor, dan sarna/perangkat pembelajaran bila
dibandingkan dengan jumlah guru dan murid.
Khusus media dan sarasna yang
dipakai dalam kegiatan belajar PAI di sekolah ini, terbilang memiliki media dan
sarana pembelajaran yang memadai, baik dari segi kondisi maupun jumlah yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran PAI secara efektif, sebagaimana
ditunjukkan dalam data dokumen pada tabel V berikut.
Tabel V
Keadaan Saran Prasarana Penunjang (Media
yang dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
No
|
Nama Barang/Media PAI
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kitab suci
al-Qur’an
|
|
|
2
|
Ruang
solat/Mushalla
|
|
|
3
|
Papan tulis
|
|
|
4
|
Buku paket PAI
|
|
|
5
|
Bangku/meja
praktek sholat
|
|
|
6
|
Perpustakaan
|
|
|
7
|
Gambar orang
shalat
|
|
|
8
|
Gambar praktek
orang wudhu
|
|
|
9
|
Gambar orang
sedang haji
|
|
|
10
|
Pengeras suara
|
|
|
Sumber data:
Bapak Sabaruddin, A.Ma (guru kelas dan bagian perlengkapan SDN Embung Belek.
(observasi tanggal, 28 Mei 2008).
Sedangkan tenaga kependidikan
dalam menunjang proses pembelajaran yang dimiliki SDN Embung Belek ini
berjumlah .....orang. keseluruhan tenaga telah memiliki kualifikasi yang
relevan dengan tingkat dan latar pendidikan. Tenaga kependidikan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua tenaga kependidikan dengan kualifikasi guru negeri
sebanyak ....orang dan Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak....orang. lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel VI mengenai keadaan guru berikut:
Tabel VI:
Keadaan Guru SDN Embung Belek
No
|
Nama/NIP
|
Gol
|
Jabatan
|
Stapeg
|
Mapel
|
|
|
|
|
PN
|
|
|
|
|
|
GTT
|
|
Sumber data: Papan data dan lapor bulanan SDN Embung Belek (observasi
tanggal, 13 Juni 2008).
Pemanfaatan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas IV dalam Proses Belajar SDN Embung Belek
Kegiatan belajar mengajar di
SDN Embung Belek Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah dilaksanakan pada pagi
hari mulai dari jam 07.30 sampai dengan 01.30 wita, kecuali hari Jum’at. Bila
dikalkulasikan jumlah jam belajar dalam satu minggu berjumlah 330 jam
pelajaran, dengan perhitungan satu jam pelajaran 35 menit (observasi lapangan
bersama guru kelas I, tanggal 12 Juni 2008).
Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru mata pelajran Pendidikan Agama Islam pada tanggal 12 Juni 2008,
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan kurikulum
KTSP yang ada, berpedoman pada buku-buku yang bersumber dari Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan dan dari sekolah itu sendiri. Dalam setiap pembahasan
dicantumkan alokasi waktu. Demikian pula pada bahan atau subpokokbahasan
dicantumkan pula bahan atau materi ajar dari setiap pokok atau subpokok bahasan
tersebut (buku pedoman KTSP).
Alokasi waktu untuk
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah empat jam pelajaran dalam satu
minggu untuk setiap kelas. Alokasi waktu yang disediakan memadai sebagaimana
diungkapkan Bapa Rusdin, A.Ma. Pd. pada wawancara tanggal, 15 Juni 2008, antara
lain:
Waktu yang disediakan untuk pelajran Agama di sekolah
ini sudah cukup dengan empat jam pelajaran, bisa kita siasati dengan membaginya
dengan bagian. Dua jam pelajaran untuk menyampaikan konsep-konsep yang harus
dikuasai anak dan selebihnya untuk praktek. Dengan cara ini kita bisa
mengefektifkan pembelajaran sekaligus untuk membuat anak-anak tidak cepat bosan
dalam belajar. (Wawancara tanggal, 15 Juni 2008).
Dari hasil
pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam
seringkali dilakukan di luar alokasi waktu yang telah ditentukan yaitu dengan
memanfaatkan waktu sore. Pada waktu ini anak-anak diberikantambahan waktu
belajar terutama untuk mengajarkan baca tulis al-Qur’an dan praktek-praktek
ibadah yang penting dan utama dan dapat dikuasai oleh anak, misalnya praktek
shalat, thaharah (bersuci) dan sebaginya.
Khususnya
dalam pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV yang menjadi
fokus obyek penelitian ini, peneliti menemukan guru agama melaksanakan
pembelajaran menggunakan beberapa metode, di antaranya: metode tanya jawab,
metode ceramah, metode demontrasi, metode pemberian tugas, dan metode umpan
balik.
Mengenai
penggunaan beberapa metode tersebut, Bapak Rusdin, A.Ma. Pd, mengatakan:
“Saya menggunakan metode-metode tersebut
didasarkan pada beberapa pertimbangan demi kelancaran proses pembelajaran dan
pencapaian tujuan pembelajaran. Di samping juga materi yang ingin disampaikan.
Bila kita tidak menggunakan metode tidak dengan pertimbangan tersebut, maka di
samping hasilnya tidak baik, anak-anak juga akan jenuh dan bosan. Bila mereka
bosan maka tingkat partisipasi belajarnya bisa menurun. [33]
Dengan
demikian perkembangan penggunaan metode yang berbeda-beda di atas adalah untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, menyenangkan anak/siswa, dan
keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang dituntut
kurikulum.
Di samping
menggunakan metode yang relevan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk
mencapai tujuan yang efektif, guru agama bersangkutan juga memanfaatkan media
pembelajaran yang ada. Menurut Bapak lalu Lebar, A.Ma.Pd, mengungkapkan:
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan metode saja, tetapi juga harus
didukung dengan penggunaan media pembelajarn pendukung. Kalau kita cerahah saja
misalnya tentang praktek shalat kepada anak, anak akan bingung dan cenderung
tidak memperhatikan. Berbeda bila kita menghadirkan media berupa gambar praktek
shalat atau CD praktek shalat yang diputar di depan anak. Dengan demikian, kita
menggunakan media akan menjadi penting untuk membuat anak semakin jelas dan
kita mengajar juga tidak capek dan bosan karena kita dapat melakukannya dengan
simpel (sederhana) dengan bantuan media.[34]
Dari hasil
wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran
dimaksudkan untuk menunjang metode yang digunakan dengan maksud: (1) lebih
memudahkan anak menerima pelajaran, (2) menyederhanakan proses pembelajaran
yang kompleks sehingga tidak menyulitkan guru.
Menurut
bapak Rusdin, A.Ma.Pd, di samping untuk maksud tersebut, penggunaan media
dimaksudkan untuk:
Saya kira apa yang telah diungkapkan oleh rekan
saya (Lalu Lebar, A.Ma.Pd) sudah tepat. Menurut saya pribadi di samping untuk
tujuan tersebut juga dimaksudkan untuk mewakili apa yang tidak dapat kita sampaikan
dengan penjelasan berupa kata-kata yaitu mengkonkritkan apa yang abstrak. Dalam
hal ini tentu saja kita harus selektif memilih media yang sesuai dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang ingin kita capai.[35]
Apa yang diungkapkan responden di atas adalah tujuan penggunaan media dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, di samping apa yang telah dirangkum di
atas adalah untuk mengkonkritkan materi-materi yang abstrak dan tidak cukup
dengan penjelasan lisan. Dalam kontek memilih media pembelajaran yang akan
digunakan harus disertai dengan sikap selektif menyesuaikannya dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukkan bahwa guru Agama Islam dalam
melaksanakan pembelajaran yang ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran
telah dapat membangkitkan gairah siswa mengikuti pembelajaran dan fokus pada
apa yang disampaikan. Mengenai hal ini Bapak Lalu Lebar, A.Ma.Pd.
mengungkapkan:
Setiap mengajar, saya selalu memanfaatkan media
baik yang ada di sekolah atau saya buat sendiri. Dengan menggunakan media
pembelajaran maka proses pembelajaan menjadi lancar, anak-anak dengan mudah
dapat ditangani selama proses pembelajran dan mereka juga lebih fokus pada apa
yang saya sampaikan. Hasil dari proses pembelajaran lebih efektif. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan prestasi belajar agama yang rata-rata baik, termasuk
kemampuan membaca tulis al-Qur’an anak.[36]
Dari hasil
observasi dan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam memberikan dampak positif dan efektif
berupa: (1) peningkatan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) membuat
siswa fokus pada materi yang disampaikan; (3) mempermudah guru dalam mengelola
kelas selama proses pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Penggunaan Media Pembelajaan dalam Menunjang Prestasi Siswa pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV di SDN Embung Belek Kecamatan Praya
Tengah.
Sebagaiman diungkapkan dari
hasil temuan penelitian di mana seluruhnya bahwa penggunaan media pembelajaran
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Karenanya penggunaan media harus
senantiasa mendapatkan perhatian dan diefektifkan. Mengenai hal ini Kepala SDN
Embung Belek dalam wawancara tanggal, 20 Juni 2008 menjelaskan:
Secara teoritis maupun praktek penggunaan media
pembelajaran akan berhubungan dengan penggunaan media yang efektif, dan ini
tidak saja pada mata pelajaran PAI tetapi semua pelajaran. Dalam kontek ini
kita selalu mendukung dan menganjurkan guru tidak saja terpaku pada sekolah
saja yang menyediakan seluruh kebutuhan media penunjang tetapi mau
berkreativitas membuat sendiri media-media yang sederhana dengan memanfaatkan potensi
sekitar. Ini lebih efetif ketimbang misalnya menggunakan media yang canggih
tetapi guru sendiri tidak dapat menggunakannya secara baik.[37]
Dari hasil
wawancara tersebut Kepala Sekolah mernyarankan secara tidak langsung penggunaan
media pembelajaran yang efektif meningkatkan prestasi harus didasarkan pada
pilihan media yang familiar dengan guru,, artinya sederhana dan dapat
dioperasikan dengan mudah oleh yang bersangkutan.
Penggunaan
media pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa harus didasarkan
pada pertimbangan dan pengetahuan dari keterampilan guru membuat, menggunakan,
dan menilai keefektifannya.
Dari hasil
pengamatan peneliti mewujudkan bahwa guru agama telah memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) media-media yang umumnya
digunakan guru adalah media yang lazim diketahui, digunakan dan disediakan oleh
sekolah; (2) media-media yang digunakan guru di luar yang disediakan sekolah
adalah media yang dibuat sendiri oleh guru, baik dalam bentuk gambar maupun
kegiatan yang direkayasa; dan (3) guru agama belum menggunakan media-media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terbilang canggih misalnya penggunaan
multimedia yang berbasis komputer.
Meskipun
media-media pembelajaran yang digunakan sederhana tetapi terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada Pendidikan Agama Islam. Hal
ini dapat ditunjukkan oleh rata-rata nilai siswa dan kemampuan yang ditunjukkan
misalnya dalam hal kemampuan tulis baca al-Qur’an maupun praktek ibadah,
thaharah, dan sebagainya. Berkaitan dengan hasil ini kepala sekolah dan guru
PAI melakukan beberapa terobosan yang fokus pada upaya mewujudkan dan
peningkatan prestasi anak dalam belajar.
Pembahasan
Kegiatan pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi yang kompleks melibatkan siswa, guru, metode,
sumber, media, dan tujuan secara terpadu. Dalam konteks penggunaan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDN Embung Belek telah dapat
memanfaatkannya secara efektif. Hal ini dapat ditunjukkan oleh beberapa
indikasi: (1) pemanfaatan media telah menunjang metode yang digunakan guru; (2)
pemanfaatan media telah memudahkan anak menerima pelajran; dan (3) dapat
menyederahanakan proses pembelajaran yang kompleks dan mengkonkritkan materi
yang abstrak.
Dengan demikian pemanfaatan
media pembelajaran yang telah dilakukan guru agama di SDN Embung Belek
kecamatan Praya Tengah telah memenuhi apa yang disarankan37, dan
mengenai kegunaan media dan fungsi pembelajaran. Pemanfaatan media telah
mengefektifkan pembelajaran sehingga mempermudah siswa menerima pelajaran,
memahami konsep yang abstrak dan menderhanakan pembelajaran yang konpleks.[38]
Keefektifan penggunaan media
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Embung Belek antar lain
ditunjukkan oleh gairah siswa mengikuti pembelajaran, dan aktivitas
pembelajaran siswa menjadi lebih fokus.
Ini memberikan kemudahan bagi
guru dalam mengelola pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Khususnya
dalam hal prestasi pembelajaran, menggunakan media yang disediakan oleh guru
hal ini telah terbukti meningkatkan prestasi belajar siswa seiring dengan
meningkatnya kualitas pembelajaran yang dilakukan guru agama bersangkutan.
Efektivitas penggunaan media
dalam meningkatkan prestasi belajar dimaksud telah relevan dengan apa yang
diungkap Hamalik. Menurut Hamalik, tujuan pemanfaatan media pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar setelah terpenuhinya fungsi
media pembelajaran, diantaranya: untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif,
mencapai tujuan, mempertinggi mutu pembelajaran[39].
Hal ini karena penggunaan media adalah bagian integral dalam sistem
pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, penggunaan media pembelajaran dalam menunjang prestasi siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
Embung Belek Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah dapat disimpulkan:
1. Pemanfaatan media pembelajaran pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SDN Embung Belek telah dapat
memenuhi fungsi pemanfaatan media dalam pembelajaran sehingga menunjang metode
yang digunakan guru dan dapat membantu anak memahami konsep yang disampaikan
2. Penggunaan media pembelajaran pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SDN Embung Belek telah dapat
menunjang prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena menggunakan media
meningkatkan mutu proses atau hasil pembelajaran.
5.2 Saran-saran
Berangkat dari simpulan di atas, maka berikut ini
penulis mengemukakan beberapa butir saran, yaitu:
- Dengan
penggunaan media pembelajaran, proses belajar mengajar akan berjalan
dengan baik, perlu membutuhkan situasi yang kondusif, sehingga guru tidak
kelelahan dalam menyampaikan materi pelajaran dan siswa tidak merasa
terkesan jenuh dan cepat bosan, artinya dalam proses interaksi itu sendiri
tercipta saling menghargai dengan baik.
- Penggunaan
media pembelajaran adalah salahsatu alternatif yang baik bagi seorang guru
dalam menyampaikan suatu materi pelajaran.
- Dalam
proses belajar-mengajar penggunaan media pembelajaran harus diterapkan
penggunaannya sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan karena
dengan bantuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaan itu sendiri
akan berperan dan berfungsi sebagai penunjang kualitas hasil belalar.
Secara tidak langsung tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan bisa
tercapai dengan baik dan tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aref, S.
Sadiman (dkk), 2003. Media Pendidikan (pengetian, perkembangan, dan
pemanfaatannya), PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar
Arsyad, 2002. Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Azwan
Zain, dan Syaiful Bahri Djamarah, 2004, Strategi Belajar Mengajar, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Margono,
2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Muhtar,
2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, CV. Misaka Galiza,
Jakarta.
nANA
Sudjana, dan Ahmad Rifa’i 2002. Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo,
Bandung.
Nasution,
S. Kurikulum dan Pengajaran, 1999. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Nur
Uhbiyati, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Oemar
Hamalik, 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di Perguruan Tinggi, Trigenda
Karya, Jakarta.
Suharsimi
Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Sunmandi
Surya Barata, 2003. Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Winkle,
W.S. 2004. Psikologi Pengajaran, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP
Universitas Sanata Darma, Yogyakarta.
Zaenal
Aqib, 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, PT. Insan Cendikia,
Surabaya.
Zuhairini,
Dkk, 1997. Sejarah Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara bekerjasama dengan
DEPAG, Jakarta.
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SURAT IZIN
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
[1] Sadiman dkk, Media Pendidikan (pengetian, perkembangan,
dan pemanfaatannya). Jakarta .
PT. Raja Grafindo Persada 2003: hal. 1-2.
[2] Sadiman dkk, Media Pendidikan (pengertian, perkembagnan,
dan pemanfaatannya). Jakarta .
PT. Raja Grafindo Persada. 2003. hal.6
[3] Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di
Perguruan Tinggi. Jakarta .
Trigenda Karya. 1994. hyal. 99
[4] Roestiyah. Perencanaan Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta . Rosdakarya, 1991. hal. 49
[5] Sadiman dkk, Media
Pendidikan (pengertian, perkembangan, dan pemanfatannya). Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada 2003. hal.6
[6] Oemar Hamalik,
Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta. Trigenda
Karya. 1994. hal. 99
[7] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2002. hal.3.
[8] Sadiman dkk. Media
Pendidikan (pengertian, perkembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta. PT. Raja
Grafinso Persada 2003. hal.6
[9] Sadiman dkk. Media
Pendidikan (pengertian, perkembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta. PT. Raja
Grafinso Persada 2003. hal.24.
[10] Sadiman dkk. Media
Pendidikan (pengetian, perkembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada. 2003. hal. 74.
[11] Nana Sudjana, dan Ahmad Rifa’i. Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru
Algensindo. 2002. hal. 1-2.
[12] Sadiman dkk, Media Pendidikan (pengetian, perkembangan,
dan pemanfaatannya). Jakarta .
PT. Raja Grafindo Persada 2003: hal. 74.
[13] Oemar Hamalik,
Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta : Trigenda
Karya. 1994. hal. 99-100.
[14] Oemar Hamalik.
Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta: Trigenda
Karya. 1994. hal. 101
[15] Sadiman dkk. Media
Pendidikan (pengertian, perkembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada 1994. hal.83.
[16] Nana Sudjana, dan Ahmad
Rifa’i. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2002. hal. 4-5.
[17] Oemar Hamalik,
Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta: Trigenda
Karya. 1994. hal. 101
[18] Muhtar. Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta. CV. Misaka Galiza. 2003. hal. 103
[19] Muhtar, Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV. Misaka Galiza. 2003. hal. 103
[20] Sumardi Surya Brata.
Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003. hal. 76
[21] Bogdan dan Taylor dalam
Moleong. Jakarta. 2002. hal. 3.
[22] Moleong. Metodologi
Penelitian Deskriptif. Jakarta: Rosda Karya. 2004 : hal.5.
[23] Riyanto. Pembelajaran
Media Pembelajaran. Jakarta. 1998. hal. 63.
[24] Sugiyono. Jakarta. 2002.
hal. 48
[25] Suharsimi Arikunto.
Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
1998. hal. 114.
[26] Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya. 2004. hal. 162.
[27] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktek). Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 1998. hal. 145.
[28] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktek). Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 1998. hal. 117.
[29]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Jakarta
Rineka Cipta, 1998, hal. 236.
[31]
Moleong, Jakarta 2002. hal. 171.
[32] Hasil
wawancara dari Ketua Komite SDN Embung Belek pada tanggal, 15 Juni 2008.
[33]
Wawancara tanggal, 15 Juni 2008 bersama Bapak Rusdin, A.Ma.Pd. Guru Kelas PAI
[34]
Wawancara tanggal 15 Juni 2008 bersama Bapak Rusdin, A.Ma.Pd guru kelas PAI
[35]
Wawancara tanggal 15 Juni 2008 bersama Bapak Rusdin, A.Ma.Pd guru kelas PAI
[36]
Wawancara tanggal 20 Juni bersama Lalu Lebar, A.Ma.Pd.
[37]
Wawancara tanggal 20 Juni 2008 bersama Kepala SDN Embung Belek.
[38] Nana
Sudjana, dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajarn. Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002. hal.2-3.
[39] Sadiman
dkk. Media Pendidikan (pengertian, perkembangan, dan pemanfataatanya). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. 2003. hal. 16
0 komentar:
Posting Komentar